Suara.com - Pada 2021, pasar gaming Indonesia mencapai valuasi sekitar 1,92 miliar Dolar AS dan menempatkannya sebagai pemimpin menjanjikan di Asia Tenggara.
Terlebih lagi, e-sports di Indonesia memiliki potensi prestasi yang signifikan dan mendorong pertumbuhan industri kreatif.
Beberapa tim esports ternama Indonesia yang menjadi juara dunia seperti EVOS, ONIC, RRQ, dan Bigetron telah menorehkan prestasi di kancah global.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan para gamer di Indonesia.
Melibatkan 1191 responden ini menunjukkan apa saja device, genre, pertimbangan, hingga langganan para gamer yang dibagi dalam empat topik, yakni mobile gaming, PC/laptop gaming, console gaming, dan esports.
Para responden juga dibagi dalam dua persona, yaitu aktif dan kasual.
![Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) menggulirkan kompetisi bertajuk Liga Esports Nasional 2023. [dok]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/06/27/71775-liga-esports-nasional.jpg)
Gamer aktif cenderung mengalokasikan waktu khusus untuk bermain gim dengan durasi minimal 3 jam per sesi.
Sementara, gamer kasual lebih fleksibel dalam bermain gim dengan durasi bermain maksimal 2 jam per sesi.
Hasil survei menyatakan bahwa 93 persen responden yang terdiri dari Milenial dan Gen Z ini adalah mobile gamer, 38 persen adalah PC/laptop gamer, dan 25 persen adalah console gamer.
Baca Juga: Logitech G Hadirkan Seri PRO Terbaru Gamers Bisa Jadi Pemain Pro
Gamer aktif didominasi oleh laki-laki dengan persentase 54 persen sementara gamer kasual kebanyakan adalah perempuan (68 persen).