Pada 2022, Dian mendirikan Kora, startup yang berfokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas tanaman jagung pascapanen.
Tanaman jagung dipilih karena komoditas ini mempunyai permintaan yang kuat dan berdampak besar pada rantai pasokan dan biaya pakan ternak di Indonesia.
Dari segi model bisnis, startup ini memperpendek rantai pasok jagung, dengan cara merangkul semua pihak, mulai dari perantara (middlemen) hingga petani, dan menghubungkan mereka langsung ke industri (B2B).
“Dengan memanfaatkan teknologi, Kora membantu petani mendapatkan hasil panen jagung yang lebih konsisten, lebih tahan lama, serta bergizi, dan bisa menjualnya langsung dengan harga yang kompetitif,” tambahnya.
Dalam 10 bulan terakhir, startup ini berhasil menjual hampir 11 juta kilogram jagung dan meraih pendapatan sebesar 2 juta Dolar AS atau Rp30 miliar.
![Ilustrasi Startup. [Freepik]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/06/30196-ilustrasi-startup.jpg)
Di tahun 2023, pendapatan kuartal pertama startup ini telah naik 5x lipat dibandingkan tahun lalu. Sebagai perusahaan rintisan, mereka telah mencatatkan profit.
Berawal dari kemitraan dengan 30 petani, kini jumlah tersebut menjadi sekitar 130 petani yang mencatatkan peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 25-38 persen.
"Sistem yang mereka tawarkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, tapi juga berkontribusi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang disebabkan teknik bertani tradisional," ungkap Agung Bezharie Hadinegoro, Partner Antler.
Dukungan yang kuat juga datang dari angel investor Gibran Huzaifah, yang merupakan Founder dan CEO startup aquatech, eFishery.
Baca Juga: Perlindungan Dokumen Perusahaan Makin Aman dengan Teknologi AI, Infomedia Luncurkan ProVue - RDMS
“Dengan pendanaan ini, harapannya Kora dapat membangun model operasional dan teknologi yang relevan untuk menjadikan sektor pertanian jagung Indonesia semakin modern dan efisien,” pungkasnya.