Suara.com - Mengetahui perbedaan ular berbisa dan tidak adalah hal yang penting dalam menghindari bahaya saat berinteraksi dengan ular. Apalagi di Indonesia masih memiliki lahan terbuka hijau cukup luas, sehingga potensi bertemu dengan ular cukup besar.
Di seluruh dunia, terdapat ribuan spesies ular yang memiliki berbagai macam karakteristik dan perilaku yang berbeda. Apa saja perbedaan ular berbisa dan tidak?
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa metode ilmiah terkait cara membedakan ular berbisa dan tidak.
1. Identifikasi Gigi Beracun
Baca Juga: 5 Tempat Persembunyian Ular di Rumah, Selalu Waspadai Keberadaannya
Berdasarkan tulisan Kuch, U., & Mebs, D. (2007), satu cara yang efektif untuk membedakan ular berbisa dan tidak adalah dengan memeriksa gigi mereka. Ular berbisa memiliki gigi khusus yang disebut gigi beracun, yang terletak di rahang depan mereka.
Gigi-gigi ini berguna untuk menginjeksikan racun ke dalam mangsa atau ancaman yang mereka hadapi. Ular berbisa umumnya memiliki dua gigi beracun, sedangkan ular non-berbisa tidak memiliki gigi beracun. Pengamatan terhadap gigi beracun ini dapat memberikan petunjuk penting dalam mengidentifikasi jenis ular yang ada di sekitar rumah kita.
2. Warna dan Tanda
Tanda warna pada tubuh ular juga dapat memberikan petunjuk dalam membedakan ciri-ciri ular berbisa dan tidak. Beberapa spesies ular berbisa memiliki pola warna yang khas, seperti warna cerah atau pola yang mencolok pada tubuh ular, dikutip dari buku "Snakes: the evolution of mystery in nature" (1997) karya Greene.
Sementara itu, ular non-berbisa cenderung memiliki pola warna yang lebih monoton atau kurang mencolok. Studi ilmiah menunjukkan bahwa beberapa spesies ular berbisa menggunakan tanda warna mereka sebagai peringatan bagi predator atau mangsa potensial.
Baca Juga: Deretan Tanaman yang Diklaim Ampuh Cegah Ular Masuk Rumah
3. Bentuk Kepala
Bentuk kepala juga dapat membantu membedakan ular berbisa dan tidak. Berdasarkan penelitan yang diterbitkan Biological Journal of the Linnean Society (1996), ular berbisa cenderung memiliki kepala yang lebih besar dan berbentuk segitiga.
Bagian belakang kepala (ekstremitas posterior) ular berbisa biasanya lebih lebar dibandingkan dengan ular non-berbisa. Ini disebabkan oleh adanya kelenjar racun yang ditempatkan di rahang bagian depan ular berbisa. Ular non-berbisa, di sisi lain, cenderung memiliki kepala yang lebih kecil dan lebih ramping.
4. Pola dan Tekstur Sisik
Menurut Dowling (1951), perbedaan ular berbisa dan tidak juga bisa dilihat dari pola dan tekstur sisik tubuhnya. Beberapa ular berbisa memiliki sisik tubuh yang kasar atau bertekstur berduri, terutama di daerah perut atau ekor.
Sementara itu, ular non-berbisa cenderung memiliki sisik yang lebih halus dan teratur. Pola sisik pada ular berbisa juga dapat memiliki karakteristik khusus, seperti pola zigzag pada beberapa spesies ular berbisa, seperti ular berbisa bertanda atau ular berbisa rakasa.
5. Lubang Termosensorial
Dalam artikel berjudul "The Evolution of Arterial Supply and Venous Drainage in the Snake Eye" tulisan Hartline (2008), ular berbisa umumnya memiliki lubang termosensorial yang terletak di sekitar daerah mulut atau di sisi kepala mereka.
Lubang ini berfungsi untuk mendeteksi panas dan memberikan ular berbisa kemampuan untuk melacak mangsa atau menentukan suhu lingkungan sekitarnya. Ular non-berbisa tidak memiliki lubang termosensorial ini.
6. Kebiasaan dan Habitat
Dikutip dari Greene (2005), Ular berbisa cenderung memiliki kebiasaan dan habitat yang berbeda dengan ular non-berbisa. Banyak ular berbisa merupakan predator aktif yang memangsa hewan kecil, seperti tikus atau burung. Mereka juga sering ditemukan di lingkungan yang beragam, termasuk hutan, padang rumput, dan gurun.
Di sisi lain, ular non-berbisa bisa memiliki beragam kebiasaan makanan, termasuk memangsa hewan kecil, reptil, atau bahkan tumbuhan. Habitat ular non-berbisa juga bisa sangat bervariasi, termasuk di hutan, sawah, sungai, dan lingkungan perkotaan.
Perlu dicatat bahwa perbedaan ular berbisa dan tidak ini bukanlah karakteristik yang mutlak, dan ada pengecualian dalam setiap kategori. Penting untuk mengandalkan pengetahuan yang akurat dan bertanya pada ahli untuk memastikan identifikasi yang tepat.