Suara.com - Unified Commerce memberi konsumen interaksi yang terhubung dan konsisten dengan merek yang mendorong pengalaman belanja yang dipersonalisasi sepanjang perjalanan belanja mereka termasuk pengecer, eCommerce, aplikasi seluler, media sosial, dan toko fisik.
Menurut Edo Fernando, Country Head Xapads Media, Unified Commerce memungkinkan
pemasar dan pengecer menyatukan semua aspek merek dan penawaran mereka di bawah satu
payung untuk memberikan pengalaman yang kuat namun personal.
Implementasi dalam menggunakan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, Data Science, dan Big Data Analytics untuk lebih memahami preferensi, pilihan, perilaku, dan harapan pengguna dari merek dalam memberikan pengalaman berkualitas di seluruh semua saluran.
Pemanfaata data real-time dari semua saluran penjualan, merek dapat menciptakan strategi pemasaran dan periklanan yang lebih efektif yang mendorong penjualan dan meningkatkan keuntungan.
Baca Juga: Teknologi Manufaktur Jadi Cikal Bakal Stabilnya Perekonomian Indonesia
Merek juga dapat memanfaatkan infrastruktur teknologi canggih yang mengintegrasikan semua saluran secara mulus dan melayani konsumen dengan rekomendasi produk yang dipersonalisasi, konten yang disesuaikan, dan pengalaman yang lebih baik dan ramah.
“Indonesia adalah pasar digital dan berkembang dalam hal penetrasi internet dan smartphone, digitalisasi, mobile-friendly, infrastruktur tech-savvy, dan masih banyak lagi," ujar Edo dalam keterangan resminya, Rabu (10/5/2023).
![Ilustrasi Teknologi AI. [Gerd Altmann/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/03/20/83378-ilustrasi-teknologi-ai.jpg)
Oleh karena itu, merek dapat berfokus pada pendekatan yang mengutamakan seluler, preferensi pengguna, layanan Fintech, konten yang dilokalkan dan dipersonalisasi, dan juga dapat mempertimbangkan data pengguna tanpa melanggar privasi mereka.
Terus tumbuhnya e-commerce dan mobile commerce, unified commerce menjadi semakin penting bagi merek yang ingin memberikan pengalaman pelanggan yang mulus dan personal di semua saluran.
Ini karena pengguna sekarang lebih suka berkonsultasi dengan smartphone mereka untuk mendapatkan penawaran eksklusif dan menarik dari produk yang menurut mereka akan dibuat di toko fisik.
Baca Juga: Fenomena Stigma pada Generasi Strawberry, Memangnya Mereka Salah Apa?
“Dalam jangka panjang, cara Unified Commerce mengaburkan batas antara offline dan online pasti akan memberikan dampak yang lebih besar pada bisnis," jelasnya.
Hal itu, dia menambahkan, membuat perjalanan pembelian yang fleksibel bagi pengguna, membantu pemasar dengan akurat dalam melacak interaksi pengguna di berbagai saluran, memberikan pembaruan waktu nyata, dan pengalaman berbelanja yang disesuaikan dengan pengguna.
Selain itu, salah satu pendorong utama Unified Commerce adalah meningkatnya ketersediaan data dan alat analitik, yang memungkinkan merek mendapatkan wawasan lebih dalam tentang perilaku dan preferensi pelanggan.
Data ini dapat digunakan untuk membuat kampanye pemasaran yang lebih terarah dan efektif, dan juga untuk mengoptimalkan inventaris dan manajemen rantai pasokan.
Kesimpulannya, Unified Commerce adalah strategi inovatif bagi pemasar untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menyediakan interaksi yang dipersonalisasi dan konsisten di semua saluran.
Implementasinya dengan teknologi canggih dapat memengaruhi strategi periklanan dan pemasaran dengan lebih baik, menyediakan perjalanan belanja yang mulus bagi pengguna, membantu pemasar dengan akurat dalam melacak interaksi pengguna di berbagai saluran, memberikan pembaruan waktu nyata dan pengalaman berbelanja yang disesuaikan untuk pengguna dan yang lainnya.