Ingin Belanja HP dan Ketemu Ada Decoy Product, Apakah Pengertiannya?

Rabu, 18 Januari 2023 | 06:47 WIB
Ingin Belanja HP dan Ketemu Ada Decoy Product, Apakah Pengertiannya?
Realme GT Neo 3 [Dok Realme Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Realme baru saja membuat pengguna ponsel pintar dunia heboh. Bagaimana tidak, perusahaan asal China ini baru saja merilis produk baru bertajuk Realme 10 Pro Plus.

Produk itu dianggap mahal oleh sebagian orang karena dijual dengan harga yang bisa dibilang di atas rata-rata.

Realme 10 Pro Plus dibanderol perusahaan di angka Rp 6 jutaan untuk varian memori 128 GB/8 GB RAM, dan hampir Rp 7 jutaan untuk varian 256 GB/12 GB.

Realme 10 Pro Plus resmi diluncurkan ke Indonesia pada Selasa (10/1/2023). [Suara.com/Dicky Prastya]
Realme 10 Pro Plus resmi diluncurkan ke Indonesia pada Selasa (10/1/2023). [Suara.com/Dicky Prastya]

Ponsel ini dihadirkan dengan chipset Dimensity 920, kamera 108 MP dan layar 120 Hz AMOLED yang melengkung.

Baca Juga: Realme 9 Pro Plus 5G vs Realme 10 Pro Plus, Lebih Keren yang Manakah?

Padahal jika dilihat dari produk kompetitor, HP dengan spesifikasi yang hampir mirip dijual di bawah harga itu.

Bukan hanya produk kompetitor, produk Realme lainnya pun dijual dengan harga yang lebih murah dengan spesifikasi yang hampir mirip.

Sebut saja Realme GT NEO 3 yang cuma dijual dengan harga Rp 5 jutaan pada Januari 2023.

Realme GT NEO 3 juga sudah dibekali dengan RAM 8GB dan chipset Qualcomm SM8250-AC Snapdragon 870 5G (7 nm) tang tak kalah dari Realme 10 Pro Plus.

Selain itu, ada pula Realme GT Master Edition yang cuma dijual dengan harga Rp 4 jutaan saja.

Baca Juga: Perbandingan Realme 10 Pro Plus 5G vs Vivo V23 5G, Pilih yang Mana?

Dalam dunia marketing, keberadaan Realme 10 Pro Plus ini disebut dengan Decoy Product. Apakah pengertiannya?

Pengertian Decoy Product

Decoy effect adalah teknik marketing yang dapat mempengaruhi konsumen memilih produk yang lebih mahal. 

Decoy Product ini menggambarkan kondisi ketika konsumen memilih antara dua alternatif, penambahan opsi ketiga yang kurang menarik (umpan) dapat mempengaruhi persepsi tentang dua pilihan awal. 

Dengan demikian, banyak orang akan menganggap masuk akal opsi pertama dan kedua tadi.

Dengan kata lain, Decoy Product ini hanya produk pembanding yang seolah membuat dua opsi sebelumnya jadi lebih masuk akal.

Efek decoy dapat menyebabkan konsumen membelanjakan dan mengkonsumsi lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan.

Ketika opsi umpan hadir, konsumen cenderung membuat keputusan berdasarkan opsi mana yang paling sesuai dengan tujuan.

Padahal ketika pembeli sudah memilih, maka sebenarnya sudah terperangkap ke dalam strategi marketing perusahaan besar.

Damai Lestari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI