Facebook Menggugat Perusahaan Pengawas karena Diduga Kumpulkan 600 Ribu Data Pengguna dan Bikin Puluhan Ribu Akun Palsu

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 16 Januari 2023 | 11:07 WIB
Facebook Menggugat Perusahaan Pengawas karena Diduga Kumpulkan 600 Ribu Data Pengguna dan Bikin Puluhan Ribu Akun Palsu
Ilustrasi Facebook. [Kon Karampelas/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meta menggugat perusahaan pengawasan karena menggunakan Facebook dan Instagram untuk mengumpulkan data pengguna dengan membuat puluhan ribu akun palsu.

Raksasa media sosial itu mengatakan, sedang memulai tindakan hukum di AS untuk melarang Voyager Labs dari Facebook dan Instagram karena membuat akun palsu dan mengorek data pengguna.

Tindakan hukum tersebut menyusul penyelidikan Guardian yang mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut telah bermitra dengan departemen kepolisian Los Angeles (LAPD) pada 2019.

Voyager Labs mengklaim dapat menggunakan informasi media sosial untuk memprediksi siapa yang mungkin melakukan kejahatan di masa depan.

Baca Juga: Viral! Beredar Video Facebook Live Penumpang Detik-detik Sebelum Kecelakaan Pesawat di Nepal, Bikin Warganet Merinding

Menurut catatan publik yang diperoleh oleh Brennan Center for Justice, sebuah organisasi nirlaba, layanan Voyager memungkinkan polisi mengawasi dan menyelidiki orang dengan merekonstruksi kehidupan digital mereka dan membuat asumsi tentang aktivitas mereka, termasuk jaringan pertemanan mereka.

Catatan menunjukkan bahwa Voyager menyatakan bahwa nama Instagram yang menampilkan kebanggaan Arab atau tweet tentang Islam menunjukkan tanda-tanda potensi ekstremisme.

Ilustrasi Kebocoran Data - Deretan kasus kebocoran data di Indonesia sepanjang 2022 (Pexel)
Ilustrasi Kebocoran Data. (Pexel)

Dalam pengarsipan, Meta menuduh bahwa Voyager melanggar Ketentuan Layanannya terhadap akun palsu dan pengikisan otomatis dan tidak sah.

'Perusahaan seperti Voyager adalah bagian dari industri yang menyediakan layanan scraping kepada siapa pun terlepas dari pengguna yang mereka targetkan dan untuk tujuan apa, termasuk sebagai cara untuk membuat profil orang untuk perilaku kriminal,' kata Meta dalam posting blog.

Industri ini secara diam-diam mengumpulkan informasi yang dibagikan orang dengan komunitas, keluarga, dan teman mereka, tanpa pengawasan atau pertanggungjawaban, dan dengan cara yang dapat melibatkan hak-hak sipil orang.

Baca Juga: Twitter Klaim Tidak Ada Bukti 200 Juta Data Pengguna dan Email Bocor

Voyager Labs, yang mengklaim menyediakan 'solusi investigasi berbasis AI', memiliki kantor di AS, Inggris, Israel, Singapura, dan Uni Emirat Arab.

Voyager dituduh mengoperasikan lebih dari 38.000 akun Facebook palsu untuk mengumpulkan informasi dari lebih dari 600.000 pengguna Facebook, termasuk kiriman, suka, daftar teman, foto, komentar, dan informasi dari grup dan halaman, menurut pengaduan tersebut.

Perusahaan diduga merancang perangkat lunaknya agar tidak terdeteksi oleh Meta, sambil menjual dan melisensikan data yang diperolehnya untuk mendapatkan keuntungan.

Dilansir dari laman Metro.co.uk, Senin (16/1/2023), tidak jelas siapa klien Voyager saat itu atau untuk apa data itu digunakan.

Logo Meta. [Chris Delmas/AFP]
Logo Meta. [Chris Delmas/AFP]

Gugatan baru-baru ini menggemakan skandal Facebook dan Cambridge Analytica 2018, di mana data pribadi 50 juta pengguna Facebook diambil tanpa sepengetahuan atau izin mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI