Twitter Digadang Jadi Alat Propaganda China Usai Dibeli Elon Musk

Jum'at, 13 Januari 2023 | 19:16 WIB
Twitter Digadang Jadi Alat Propaganda China Usai Dibeli Elon Musk
Ilustrasi Twitter pada smartphone. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Senator senior dari Virginia, Mark Warner mengungkapkan kekhawatirannya bila Twitter bisa menjadi alat propaganda China karena melihat kedekatan dan keterikatan Elon Musk dengan negara tersebut.

Menurut Warner, sumber kekayaan utama Elon Musk adalah Tesla. Tesla sangat bergantung pada Partai Komunis China untuk mendapatkan baterai sebagai sumber utama mobil listrik Tesla.

Bahkan jika mengamati cuitan Twitter Elon Musk tentang infrastruktur kenadaraan listrik di China semuanya positif. Dan komentar yang dia buat tentang infrastruktur di Eropa atau Amerika umumnya negatif.

"Saya khawatir dia menggunakan ini sebagai platform untuk mempromosikan ide-ide tersebut (komunis)," ujar Warner, dikutip dari TechCrunch, Jumat (13/1/2023).

Baca Juga: Viral Video TikTok 4 Bersaudara di Twitter, Link Full No Sensor Masih Diburu Warganet: Bisa Nonton di Telegram?

"Saya Khawatir jika tiba-tiba Twitter melarang komentar negatif tentang Partai Komunis di Tiongkok," tambah Warner.

ilustrasi cara download video twitter gratis.(Pixabay/photomix-company)
ilustrasi cara download video twitter gratis.(Pixabay/photomix-company)

Diketahui Elon Musk telah menyelesaikan pengambilalihan Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 682,6 triliun, pada akhir 2022 lalu.

Musk mengatakan terkait minatnya pada Twitter bukanlah tentang menghasilkan uang. Dirinya mengklaim membeli platform media sosial berlogo burung berkicau tersebut untuk membantu umat manusia dan ingin peradaban memiliki kota digital yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI