Suara.com - Bos TikTok, Shou Zi Chew dikabarkan telah bertemu dengan komisi antimonopoli Uni Eropa Margrethe Vestager untuk membahas tuduhan spionase yang dilakuan oleh perusahaan yang dipimpinnya.
"Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk mengaskan bila TikTok aturan Undang-Undang Layanan Digital (DSA)," tulis keterangan Vestager.
Sebelumnya Komisi Uni Eropa mencurigai adanya tindakan spionase yang dilakukan oleh TikTok bersamaan dengan semakin populernya platform video tersebut di Eropa.
Regulator Barat mencurigai bila ByteDance sebagai perusahaan induk TikTok yang berkantor pusat di Beijing, berpotensi membawa data sensitif dari warga negara ke tangan pemerintah China.
Baca Juga: TikTok Uji Coba Format Video Lanskap, Hadang Dominasi YouTube
Selain itu, TikTok dinilai bisa memanfaatkan platform mereka untuk mengeksploitasi algoritme konten demi menyebarkan propaganda komunis.
"Kami menyadari kekhawatiran terkait penggunaan TikTok," kata juru bicara Komisi Eropa, dikutip dari Euronews, Kamis (12/1/2023).
Meskipun perusahaan telah berusaha keras untuk melawan klaim ini, pemberitaan media massa terus memicu kritik, mendorong TikTok ke ranah keamanan nasional dan perlindungan data pribadi.
Sebelumnya Amerika Serikat bahkan sudah melarang para anggota legislator untuk menggunakan TikTok sebagai platform untuk berbagi informasi ataupun legislatif karena masalah yang sama, yakni kekhawatiran spionase.