Komet Langka Akan Hiasi Langit Indonesia, Terakhir Muncul Ratusan Ribu Tahun Silam

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 11 Januari 2023 | 20:16 WIB
Komet Langka Akan Hiasi Langit Indonesia, Terakhir Muncul Ratusan Ribu Tahun Silam
Komet langka C/2022 E3 (ZTF) akan menghiasi langit mulai pertengahan Januari dan mendekati Bumi di awal Februari. Foto: Ilustrasi komet di langit malam (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan komet langka C/2022 E3 (ZTF) diperkirakan melintas dekat bumi pada 2 Februari 2023 pukul 00.32 WIB pada jarak 42.472.000 km dari bumi.

"Saat melintas dekat bumi, komet ini sudah dapat disaksikan di seluruh Indonesia sejak 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari pukul 02.30 waktu setempat dari arah utara dekat konstelasi Camelopardalis," kata Andi dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Untuk Jakarta dan sekitarnya, komet langka itu mencapai titik tertingginya pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 11,9 derajat. Saat mencapai titik terdekat, komet C/2022 E3 (ZTF) terlihat di arah utara dengan ketinggian 7,4 derajat.

Bagi wilayah Indonesia Timur, komet akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan bumi. Kecerlangan komet saat melintas dekat bumi mencapai +4,94 sehingga komet dapat diamati menggunakan mata telanjang untuk wilayah berpolusi cahaya sangat rendah di daerah pedalaman hingga ringan di daerah pedesaan.

Sementara, untuk wilayah berpolusi cahaya sedang di daerah pinggir kota/suburban hingga tinggi di daerah perkotaan/urban cukup sulit mengamati komet dengan mata telanjang.

Andi mengatakan komet C/2022 E3 (ZTF) hanya melintas satu kali dalam seumur hidup dikarenakan orbitnya yang berbentuk hiperbola.

Orbit hiperbola adalah orbit yang mempunyai nilai kelonjongan atau eksentrisitas lebih besar dari satu, sehingga membentuk kurva terbuka di kedua titik fokusnya. Bandingkan dengan orbit parabola yang kelonjongannya tepat bernilai satu, maupun orbit elips yang kelonjongannya 0-1.

"Memang agak berbeda dengan narasi yang beredar, utamanya terkait dengan periode komet yang diduga terakhir kali muncul saat zaman Neanderthal atau 260 ribu tahun silam," ujar Andi.

Namun, menurut dia, periode komet C/2022 E3 (ZTF) tidak dapat ditentukan meskipun gerak hariannya dapat ditentukan. Itu dikarenakan bentuk orbit yang hiperbola sehingga terdapat dua titik lenyap yang letaknya berada di jarak tak berhingga.

Baca Juga: Jangan Terlewat! Saksikan Komet Raksasa Melintas Dekat Bumi Bulan Depan

"Ada kemungkinan komet ini tidak berasal dari awan oort, gudangnya komet dan asteroid transneptunus di sabuk kuiper, melainkan dari tata surya lain, yang berarti, komet ini diduga adalah komet antarbintang (interstellar) seperti oumuamua," tutur Andi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI