Suara.com - Xiaomi memastikan kalau pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi akhir Desember 2022 tidak berpengaruh ke Indonesia. PHK Xiaomi ini pun tidak berdampak pada kualitas maupun kuantitas produknya di tanah air.
"Untuk saat ini sepengetahuan saya tidak," jawab Associate Marketing Director Xiaomi Indonesia Stephanie Sicilia saat ditanya apa efek PHK massal Xiaomi untuk Indonesia, dalam acara Media Gathering Xiaomi di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/1/2023).
Dia menjelaskan, saat ini efisiensi karyawan memang kerap terjadi di perusahaan teknologi dunia. Hal itu pun dialami juga oleh Xiaomi.
"Karena memang ini rutin ya, maksudnya efisiensi rutin yang dilakukan sama global," ujarnya.
Maka dari itu, PHK Xiaomi yang terjadi Desember lalu tidak memiliki efek spesifik untuk perusahaannya di Indonesia, terlebih untuk produk.
"Jadi tidak ada efek spesifik untuk saat ini, apalagi untuk produk. Tidak. Saat ini tidak ada (efek PHK)," jelasnya.
![Logo Xiaomi. [Greg Baker/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/18/13452-logo-xiaomi.jpg)
Desember 2022 kemarin, Xiaomi mengumumkan PHK massal terhadap karyawannya di seluruh dunia. PHK ini berdampak sekitar 10 persen dari total pegawainya.
Perusahaan asal Tiongkok itu, dalam pernyataan resminya, mengatakan telah "menerapkan optimisasi personel dan pengetatan organisasi, yang berdampak pada kehilangan sekitar 10 persen dari total pekerja."
Xiaomi diketahui memiliki 35.314 pekerja per 30 September 2022. Sebagian besar pekerja, yakni sekitar 32.000 orang berada di Tiongkok dan sebagian besar lainnya di India serta Indonesia.
Baca Juga: Cara Rekam Layar Handphone Xiaomi Hanya Dengan Suara
Di sisi lain, Xiaomi dan industri teknologi Tiongkok memang tengah terpukul keras akibat krisis yang dipicu oleh wabah Covid-19 di dunia. Permintaan ponsel dunia juga terus turun akibat krisis yang antara lain disebabkan oleh agresi Rusia ke Ukraina.