Suara.com - Peretas Rusia dilaporkan telah menargetkan tiga laboratorium penelitian nuklir di AS.
Sebuah kelompok bernama Cold River melakukan kampanye phishing terhadap para ilmuwan di laboratorium nasional Brookhaven, Argonne, dan Lawrence Livermore musim panas lalu dalam upaya untuk mendapatkan kata sandi, lapor Reuters.
Upaya tersebut diyakini telah dilakukan pada Agustus dan September, sekitar waktu para ahli PBB mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia untuk membantu mencegah potensi bencana menyusul penembakan hebat di daerah tersebut.
Sementara itu, Presiden Vladimir Putin menyinggung kesiapan untuk mempertahankan wilayah yang diklaim Rusia dengan senjata nuklir.
Baca Juga: Peretas Berhasil Membobol 235 Juta Akun Pengguna Twitter
Dilansir laman Engadget, Senin (9/1/2023), tidak jelas apakah upaya phishing berhasil atau mengapa peretas mencoba mendapatkan akses ke sistem laboratorium.
Namun, Adam Meyers, wakil presiden senior intelijen di perusahaan keamanan siber CrowdStrike, mengatakan kepada Reuters bahwa Cold River terlibat secara langsung mendukung operasi informasi Kremlin.
Tahun lalu, grup tersebut membocorkan email dari mantan kepala MI6, dinas intelijen luar negeri Inggris.
Cold River juga dikatakan menargetkan organisasi non-pemerintah yang menyelidiki kejahatan perang.
Dilaporkan melakukan kampanye semacam itu sekitar waktu komisi PBB mengatakan bahwa pasukan Rusia bertanggung jawab atas kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia pada hari-hari awal invasi negara itu ke Ukraina.
Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Akan Kirim Kendaraan Tempur untuk Ukraina