Suara.com - Aksi PHK massal karyawan Twitter belum juga usai. Kali ini, Twitter dilaporkan memberhentikan belasan pekerja di Dublin dan Singapura.
Menurut Bloomberg dilansir laman Engadget, Senin (9/1/2023), korban termasuk Analuisa Dominguez, mantan direktur senior kebijakan pendapatan perusahaan.
Dilaporkan bahwa Twitter juga PHK pekerja yang bertanggung jawab untuk menangani kebijakan misinformasi perusahaan, selain beberapa karyawan yang terlibat dalam proses banding global platform dan program media pemerintah.
Ella Irwin, kepala kepercayaan dan keamanan Twitter, mengonfirmasi bahwa perusahaan baru-baru ini memberhentikan lebih banyak staf tetapi membantah tim yang terkena dampak pemotongan tersebut.
"Lebih masuk akal untuk mengonsolidasikan tim di bawah satu pemimpin (bukan dua) misalnya," katanya kepada Bloomberg.
Pada 21 November, tak lama setelah mengeluarkan ultimatum "sangat keras" kepada karyawan Twitter, Elon Musk dilaporkan mengatakan perusahaan tidak akan memecat atau memberhentikan pekerja lagi selama pertemuan semua pihak.
Sementara skala PHK Twitter berikutnya tidak cocok dengan yang terjadi tak lama setelah pengambilalihan Musk, perusahaan telah memangkas staf meskipun dia sudah berjanji.
Perusahaan melepas sebagian divisi infrastrukturnya di pertengahan bulan lalu. Satu perkiraan baru-baru ini oleh The Information menempatkan jumlah karyawan perusahaan sekitar 2.000 karyawan atau sedikit lebih dari seperempat dari jumlah yang dimilikinya sebelum pembelian Musk.
Baca Juga: Mas Wali Santai Tanggapi Cemooh Warganet Dibilang Cringe, Gibran Unggah Meme Patrick Wleowleo