Suara.com - Kelompok peretas telah berhasil membobol alamat email yang terkait dengan 235 juta akun pengguna Twitter dan menjualnya ke forum peretasan online.
Pendiri perusahaan keamanan Israel Hudson Rock, Alon Gal mengatakan, peretas dapat menggunakan alamat email untuk mencoba mengatur ulang kata sandi dan mengendalikan akun, terutama yang tidak dilindungi oleh autentikasi dua faktor.
“Basis data ini akan digunakan oleh peretas, aktivis peretas politik, dan tentu saja pemerintah untuk merusak privasi pengguna lebih jauh lagi,” kata Alon Gal, dikutip dari StarandStripes, Kamis (5/1/2023).
Kejahatan siber ini kemungkinan telah dilakukan pada 2021 dengan cara memanfaatkan kelemahan pada sistem Twitter, yang memungkinkan orang memiliki alamat email atau nomor telepon untuk menemukan akun apa pun yang telah membagikan informasi tersebut melalui Twitter.
Baca Juga: Promosi Buku Wali Kota Karbitan, Gibran Rakabuming Kena Julid Warganet: Gini Amat Pengen Balik Modal
Pencarian tersebut dapat dilakukan secara otomatis untuk memeriksa daftar email atau nomor telepon dengan jumlah yang tidak terbatas.
Twitter sendiri mengatakan, telah mempelajari kerentanan pada sistem yang mereka gunakan pada pertengahan tahun lalu.
Perusahaan memperbaiki kekurangan tersebut ketika mengetahuinya tetapi tidak mengatakan berapa lama prosesnya.
Pada kenyataannya, jutaan data pengguna Twitter masih berhasil diretas.
Berhasil diretasnya 235 juta akun pengguna Twitter memperpanjang catatan buruk perusahaan milik Elon Musk ini terkait sistem keamanan siber.
Baca Juga: Arnold Poernomo Pamer Keahlian Main Lato-Lato, Warganet: Chef Fokus Masak Aja