Suara.com - Sebelum larangan (embargo) Amerika Serikat (AS) diberlakukan, Huawei siap menjadi merek ponsel terbesar di dunia.
Bahkan setelah pelarangan, perusahaan tetap mengambil tempat di no. 1 tetapi untuk waktu yang singkat.
Sekarang, ada laporan bahwa Huawei telah melewati larangan tersebut. Pabrikan berbasis di China itu mengumumkan perkiraan penjualan terbarunya selama beberapa bulan terakhir.
Menurut pernyataannya sendiri, perusahaan berasumsi bahwa penjualan akan berada pada level tahun sebelumnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tablet Harga Rp 2 Jutaan, Cocok Buat Belajar hingga Main
Pada saat yang sama, ketua grup tersebut mengatakan bahwa penurunan pendapatan yang terus berlanjut sejak sanksi AS diberlakukan, telah berhasil dihentikan.
Embargo AS kini telah menjadi "normal baru" untuk Huawei. CEO Eric Xu memberikan catatan positif dalam sebuah surat kepada karyawan.
Namun, Xu tidak mengatakan apapun tentang keuntungan Huawei. Jadi, tidak jelas apakah itu akan mendapat untung atau rugi.
Mungkin baru akan jelas dalam beberapa bulan karena Huawei tidak akan mempublikasikan angka bisnisnya sepanjang 2022 hingga musim semi 2023.
Dilansir laman Gizchina, Senin (2/1/2023), Huawei telah mengalami penurunan penjualan yang sangat besar sejak sanksi AS diberlakukan.
Baca Juga: Mengenal Gurita Industri Smartphone BBK Elektronics, Lengkap dengan Silsilah Merek
Amerika melarang perusahaannya memasok perusahaan China dengan produk yang dikembangkan atau diproduksi menggunakan teknologi AS.
Tentu saja, penjualan tidak lagi pada level yang sama seperti sebelum embargo AS dimulai.
Bagaimanapun, Huawei telah berkali-kali mengubah area bisnisnya. Contohnya adalah Huawei tidak dapat lagi menjual ponsel berkemampuan 5G dengan mereknya sendiri.
Tetapi perusahaan tersebut sekarang bertindak sebagai pemberi lisensi untuk desain perangkat keras, seperti yang baru-baru ini terlihat pada contoh mantan merek Prancis Wiko.
Wiko 5G, ponsel Huawei Nova 9 SE yang diganti namanya mendukung 5G dan tersedia di China.