Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kalau cuaca ekstrem akan melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi besok, Jumat (30/12/2022).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, cuaca ekstrem ini menyebabkan hujan ekstrem yang mengguyur wilayah tersebut. Berikut daftar wilayah terdampak hujan Jabodetabek.
Prakiraan curah hujan Jabodetabek tanggal 30 Desember 2022
Potensi hujan ekstrem
Baca Juga: Prediksinya Tak Terbukti, BRIN Dibentuk Era Jokowi Dewan Penasihatnya Megawati
- Kabupaten Bekasi bagian utara
Potensi hujan sangat lebat
- Jakarta Barat bagian utara
- Jakarta Timur
- Jakarta Selatan
- Jakarta Utara
- Kota Bekas
Potensi hujan lebat
- Kabupaten Tangerang
- Kota Tangerang Selatan
- Kota Bogor
- Kabupaten Bogor bagian selatan
- Depok
- Jakarta Pusat
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan kalau peningkatan cuaca ekstrem ini disebabkan oleh beberapa faktor. Hal ini dia temukan dari kondisi dinamika atmosfer Indonesia per 29 Desember hari ini.
"Saat ini mengingat adanya peningkatan intensitas kondisi ekstrem, maka kami memandang penting dan mendesak perlunya dilakukan update perkembangan atmosfer saat ini," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/12/2022).
"Berdasarkan analisis terkini, hari ini 29 Desember kondisi dinamika atmosfer di sekitar wilayah indonesia makin cukup signifikan. Bahkan ada peningkatan potensi curah hujan di beberapa wilayah hingga 1 Januari 2023," lanjut dia.
Baca Juga: BRIN Bikin Heboh soal Badai, Wapres: Yang Berwenang Umumkan Cuma BMKG
Alasan meningkatnya cuaca ekstrem ini berkaitan dengan berbagai fenomena yang terjadi bersamaan. Pertama adalah aktifnya monsun asia, yakni angin yang berasal dari Benua Asia.
Menurut Dwikorita, angin ini membawa uap-uap air karena melewati Samudera Pasifik sebelum masuk ke Indonesia. Sehingga uap-uap air itu mendatangkan musim hujan di Indonesia.
"Sekarang monsun Asia ini meningkat intensitasnya dan kami deteksi berpotensi meningkatkan kecepatan angin dan curah hujan," paparnya.
Fenomena kedua adalah Madden Julian Oscillation (MJO) di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan Ekuator. MJO adalah pergerakan gerombolan atau kumpulan awan-awan hujan dari Samudera Hindia, tepatnya dari sebelah timur Benua Afrika, yang bergerak melintasi ekuator menuju Samudera Pasifik.
Dia menjelaskan kalau MJO ini sedang pada fase memasuki wilayah Kepulauan Indonesia dan berakibat meningkatnya curah hujan di Indonesia. Curah hujan ini akan diawali dari bagian barat yang bergerak ke tengah dan timur.
Selanjutnya adalah fenomena gelombang atmosfer di ekuatorial yakni gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial dalam sepekan terakhir hingga beberapa hari ke depan.
Menurut Dwikorita, keduanya berkontribusi signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dengan potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat. Dalam temuannya, fenomena itu terpantau menjadi ekstrem untuk wilayah-wilayah strategis.
Selanjutnya terpantaunya pusat tekanan rendah di Australia yang dapat membentuk daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator. Ini dapat meningkatkan potensi awan hujan signifikan di sekitar wilayah yang dilewatinya.
Terakhir, lanjut Dwikorita, adalah fenomena seruakan udara dingin dari dataran tinggi Tibet dan arus lintas ekuatorial dalam beberapa hari terakhir yang masih terus aktif terjadi.
"Walaupun intensitasnya mulai melemah dalam beberapa hari lalu, kondisi tersebut masih dapat berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator," tukasnya.