Suara.com - Belanja online kini menjadi bagian dari seluruh hidup kita dan ini membutuhkan lebih banyak, dan bukanlah sedikit kewaspadaan, bukan hanya toko dan layanan online yang mengejar uang kamu, tetapi juga para scammers.
Pencurian akun senantiasa menargetkan akun pengguna dalam layanan yang terkait dengan e-commerce.
Mengapa? Mereka ingin mendapatkan akses ke kartu pembayaran yang ditautkan ke akun dan bersenang-senang dengan dana yang dimiliki.
Tanpa diragukan lagi, konsekuensi dari pembajakan akun adalah dapat menyebabkan kerugian moneter langsung.
Tentu saja, ada kasus yang lebih kompleks ketika akun yang diretas digunakan untuk berbagai skema penipuan, contohnya untuk menipu pengguna lain atau layanan online, serta untuk mencuci
dan mencairkan dana.
Dilansir dari keterangan resminya, Selasa (20/12/2022), berikut beberapa aksi pembajakan akun yang dilakukan dalam belanja online:
![Ilustrasi email phising. [Freepik]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/25/33239-ilustrasi-email-phising.jpg)
Phishing
Menerima email tentang giveaway atau pemberitahuan menakutkan tentang akun yang ditangguhkan? Apa pun yang dilakukan, jangan klik apa pun: mungkin scammer memburu kredensial kamu. Misalnya, inilah cara penjahat dunia maya memikat pengguna Amazon ke halaman phishing menggunakan poin bonus yang harus segera diuangkan. Jika pengguna mengklik tautan dan memasukkan data pribadi mereka, ini langsung menuju ke scammers.
Malware
Baca Juga: Harbolnas Sebentar Lagi, Ini 4 Keuntungan yang Didapat saat Belanja Online
Phishing bukan satu-satunya cara untuk mencuri akun dan data pribadi. Menggunakan Trojan perbankan, penjahat dunia maya dapat memalsukan layar login dan mengetahui kredensial atau
mengarahkan ke situs palsu yang akan memberikan informasi kepada mereka atas apapun yang kamu masukkan.