Suara.com - Twitter dilaporkan belum membayar sewa kantor pusatnya yang berlokasi di San Fransisco, Amerika Serikat, selama beberapa minggu usai dibeli Elon Musk seharga 44 miliar Dolar AS atau Rp 687 triliun.
Hal itu terjadi lantaran tim Elon Musk sedang berupaya untuk menegosiasikan kembali ketentuan sewa perusahaan, seperti dilansir dari CNBC, Jumat (16/12/2022).
Alhasil, Twitter mendapatkan keluhan dari perusahaan real estate seperti Shorenstein, yang mana mereka adalah pemilik dari gedung Twitter di San Fransisco.
Sayang, perwakilan Shorenstein tidak menanggapi rumor ini. Musk maupun Twitter pun belum memberikan komentarnya.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Kena Kritik karena Cuitan Nyeleneh, Warganet: Intelektual Dikit Dong
Setelah membeli Twitter pada akhir Oktober lalu, Musk mengaku kalau pendapatan perusahaan tengah anjlok. Namun dia tidak memberikan angka atau data soal klaim tersebut.
Dalam cuitannya, dia hanya menyebut kalau penurunan pendapatan Twitter berasal dari para kelompok aktivis yang menekan pengiklan.
Memang beberapa perusahaan memilih berhenti beriklan di Twitter. Namun perusahaan besar seperti Apple dan Amazon telah melanjutkan iklannya di Twitter.
Musk juga mengubah layanan berlangganan Twitter Blue demi menambah keuntungan perusahaan.
Fitur ini diluncurkan pada Senin kemarin setelah Musk sempat menghentikannya sementara pada November.
Baca Juga: Disebut Jadi Mata-mata Arab Saudi, Mantan Karyawan Twitter Masuk Bui Kena Hukuman 3 Tahun