Suara.com - Kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif, sebagian orang menyebut bahwa periode ini merupakan tech winter, fase dimana bisnis sektor teknologi mengalami penurunan pertumbuhan dan pendanaan.
Kondisi ini menuntut para startup untuk merestrukturisasi perusahaan, mengevaluasi bisnis secara keseluruhan, dan melakukan beberapa perubahan fundamental.
Misalnya saja, per Desember 2022, lebih dari 20 startup Indonesia telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada ratusan karyawannya, demi mengerek efisiensi biaya operasional.
Berbeda dengan 8 tahun lalu, investor sekarang ingin melihat net revenue yang positif setelah semua biaya marketing dan subsidi. Sehingga perusahaan dapat lebih cepat profitable.
Baca Juga: Daftar 84 STB dari Kominfo untuk TV Digital, Dijamin Aman dari Kebakaran
"Hal ini yg kami sudah lakukan sejak dahulu sehingga kami tidak memerlukan investasi dalam jumlah besar untuk mengembangkan Dekoruma. Fokus kami selalu membangun fondasi bisnis yang
sustainable,” ujar Dimas Harry Priawan, CEO dan Co-founder Dekoruma.
Dia menambahkan, bootstraping juga bisa menjadi strategi yang baik untuk saling mengenal partner bisnis, fokus hiring roles esensial, dan belajar berbagai aspek lainnya terutama saat di awal.
Startup yang baru saja menerima dana segar investor pun perlu memprioritaskan penggunaannya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sebagai acuan, startup bisa menggunakan formula 60-30-10 — dimana 60 persen dana untuk pengembangan fitur yang ada, 30 persen untuk inovasi fitur baru, dan 10 persen untuk eksperimen solusi baru.
Formula ini bisa membantu startup untuk lebih fokus mencapai PMF tanpa terlalu agresif dengan pengeluaran dana.
Baca Juga: Warga Surabaya Hanya Bisa Nonton TV Digital Mulai 20 Desember
Afra Sausan, Co-Founder dan CMO Biteship, menjelaskan, “Dari pengalaman Biteship yang baru menerima funding, kami menghindari penggunaan dana funding untuk menutupi biaya
operasional ataupun hutang, karena hal tersebut bisa membuat startup bergantung pada dana eksternal untuk menjalankan bisnis."
Dia menambahkan, yang perlu dihindari juga adalah membuat keputusan yang terburu-buru atau terlalu berisiko karena perkembangan di tahap awal (early stage) adalah masa yang paling krusial, sehingga harus berhati-hati dan strategis dalam mengelola apa yang dipunya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI menggelar acara puncak Milestone Day, sebagai penutup dari serangkaian program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 5.
Setelah menjalani lima bulan pelatihan, 15 startup yang terpilih dari ribuan pendaftar, berkesempatan untuk mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya selama mengikuti program SSI, di hadapan para
pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah dan venture capital.
Startup Studio Indonesia merupakan program persembahan Kominfo yang bertujuan untuk mendampingi dan membina para startup tahap awal (early-stage) selama 15 minggu agar bisa
menemukan product-market fit 1 (PMF).
Sejauh ini, SSI telah menuntaskan 5 batch pelatihan, dengan total 80 alumni startup berprestasi. Berdasarkan data, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 2022 mencapai Rp 332,1 miliar.
Dari setiap batch sebelumnya, 30-40 persen alumni telah mendapatkan pendanaan tahap awal.
“Sejak tahap awal startup dituntut untuk bisa mengejar profitabilitas dan pertumbuhan yang seimbang," ungkap Koordinator Startup Digital, Sonny Hendra Sudaryana dalam jumpa pers virtual, Selasa (13/12/2022).
Karena itu, tambahnya, penting bagi para founders untuk memiliki visi jangka panjang, memaksimalkan kesempatan yang ada dan menciptakan solusi tantangan ekonomi dan sosial yang inovatif.
Kominfo akan terus melanjutkan program Startup Studio Indonesia dengan target meluluskan 150 startup digital di tahun 2024.