Entitas yang lebih kecil mungkin kurang menarik bagi peretas, tetapi juga kurang mendapat pengawasan dari badan pengatur.
Kemudian, saat ini ponsel cerdas atau perangkat lain banyak digunakan sebagai metode pembayaran, membuat kartu debit dan kredit klasik menjadi usang di beberapa negara.
Selain itu, ponsel dapat digunakan sebagai versi digital dari kartu identitas yang mungkin dapat membawa kenyamanan dan risiko.
Di satu sisi, sistem yang diterapkan dengan benar dapat membantu menangani verifikasi harian tanpa harus menunjukkan kepada kasir seluruh dokumen dengan perincian lain seperti nama atau alamat.
Di sisi lain, menggunakan ponsel cerdas untuk menyimpan data pribadi dalam jumlah yang semakin banyak menciptakan satu titik kegagalan, sehingga menimbulkan masalah keamanan yang serius.
![Ilustrasi smartphone. [Gerd Altmann/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/23/17395-ilustrasi-smartphone.jpg)
Ini menempatkan tuntutan serius pada keamanan perangkat seluler dan cara data disimpan sembari menjaga privasi.
Perusahaan akan melawan faktor manusia dalam keamanan siber untuk mengendalikan ancaman orang dalam dan rekayasa sosial demi melindungi data pengguna.
Perusahaan dapat berinvestasi dalam solusi pencegahan kebocoran data serta edukasi pengguna yang lebih menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber.
Kaspersky juga memprediksi, kita akan mendengar lebih banyak kekhawatiran tentang privasi pada metaverse.
Baca Juga: 3 Perusahaan Terknologi Dunia dalam Memanfaatkan Dunia Metaverse
Jumlah data yang dihasilkan orang hanya dengan melakukan pembayaran non tunai dan membawa ponsel sepanjang hari sudah cukup untuk menarik kesimpulan yang paling sensitif.