Suara.com - Tiga pendiri studio game dari Indonesia berhasil lulus Indie Games Accelerator (IGA) Google Play setelah menjalani pelatihan online dan bimbingan oleh pakar industri dan mentor global selama sepuluh minggu.
Gambir Studio, Eternal Dream Studio, dan Rigged Box Softworks dari Indonesia bersama tujuh developer lain dari Asia berhasil lulus tahun ini, demikian terang Google dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (13/12/2022).
Dalam acara kelulusan yang diadakan di Singapura dan dihadiri 30 studio game dari seluruh dunia, mereka berkesempatan untuk saling bertemu langsung dan mencoba game satu sama lain pada Demo Day terakhir.
“Developer di Asia membuat banyak game populer di seluruh dunia dan kami ingin developer dari Indonesia bisa berperan lebih dalam industri yang bernilai miliaran dolar ini," kata Director, Google Play, untuk Asia Tenggara dan Australia, Kunal Soni.
Program Indie Games Accelerator dari Google Play adalah program tahunan yang memberikan bimbingan, pelatihan, dan saran tentang produk, desain, dan monetisasi.
Program ini dimulai pada tahun 2018 dan belum lama ini mengadakan Demo Day guna memberikan kesempatan kepada developer untuk mempresentasikan game mereka kepada investor dan penerbit game.
Pada Demo Day pertama IGA tahun 2020, 40 developer yang mengikuti acara ini berhasil menggalang dana lebih dari 65 juta dolar AS dari penerbit game dan investor.
“Ada banyak sumber daya di luar sana yang dapat dimanfaatkan oleh developer game indie untuk memulai, tetapi mereka membutuhkan dukungan dari para veteran di industri game untuk mendiskusikan fitur game, teknik pemasaran, penerbitan game, dan strategi secara keseluruhan,” kata Shafiq Husein, CEO, Gambir Studio.
Diperkirakan, jumlah pendapatan game global akan mencapai hampir 340 miliar dolar AS hingga tahun 2027, dengan sebagian besar pertumbuhan diperkirakan berasal dari Asia.
Baca Juga: CEO Google Bidik Pasar Indonesia, Ingin Perdalam Kerja Sama
“Pengalaman mengikuti Indie Games Accelerator sangat luar biasa. Developer game indie membutuhkan wawasan tentang data, teknik pemasaran, dan penerbitan game agar bisa membuat strategi yang tepat untuk game seluler yang berkelanjutan," imbuh kata Lucky P. Dharmawan, Direktur Eternal Dream Studio.