Suara.com - Meta selaku induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp, dilaporkan sedang menyiapkan media sosial baru untuk menyaingi Twitter. Hal itu dilakukan akibat krisis yang terjadi usai Elon Musk membeli Twitter.
Melansir Tech Times, Minggu (11/12/2022), laporan ini berawal dari sesi diskusi antar karyawan Meta yang berpusat pada pembuatan aplikasi pesaing Twitter.
Diskusi itu membahas soal ide karyawan yang berencana membuat platform berbasis teks atau untuk memperluas fitur notes atau catatan di Instagram.
Namun, fitur tersebut nyatanya sudah dikenalkan di IG. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berbagi teks pendek dengan teman mereka.
Baca Juga: Langganan Twitter Blue iOS Naik Harga, Menjadi Rp 171 ribuan
Nah, saran lain dari karyawan menyatakan kalau perusahaan mesti membuat aplikasi media sosial baru.
Salah satu karyawan yang mendukung ide itu menyatakan kalau Twitter saat ini dalam masa krisis.
Di laporan lain, karyawan Meta telah bekerja di kantor terpisah untuk mengerjakan aplikasi yang mirip seperti Twitter. Aplikasi ini menggunakan teknologi yang sama layaknya Instagram.
Alih-alih menampilkan foto dan video, aplikasi baru ini justru hanya fokus pada teks.
Para karyawan juga telah mendiskusikan nama baru medsos pesaing Twitter. Beberapa opsi muncul seperti Instant, Realtime, hingga Real Reels.
Baca Juga: Cara Membuat Twitter Wrapped 2022
Fakta menarik lain dari laporan itu menyatakan kalau Meta memang kerap meniru fitur media sosial lain demi menyaingi kesuksesan mereka.
Misalnya ada fitur Reels di Facebook dan Instagram untuk bersaing dengan TikTok, atau Instagram Stories untuk menyaingi Snapchat.
Disebutkan pula kalau CEO Meta Mark Zuckerberg pernah tertarik untuk membeli Twitter di tahun 2008 lalu dengan harga 500 juta Dolar AS atau Rp 7,8 triliun.
Di sisi lain krisis Twitter juga membuat perusahaan media sosial lain untuk menyaingi mereka.
Salah satunya adalah mantan karyawan Twitter yang mulai mengerjakan platform baru untuk menyaingi Twitter.
Lalu ada Tumblr, Hive Social, hingga Mastodon yang berusaha mengalahkan perusahaan milik Elon Musk tersebut.