Suara.com - ChatGPT OpenAI, sebuah layanan chatbot berbasis AI (kecerdasan buatan) viral dalam beberapa hari terakhir. Usai seminggu diluncurkan, chatbot ini telah dipakai oleh 1 juta pengguna.
CEO OpenAI Sam Altman mengkonfirmasi kalau ChatGPT ini sudah tersedia diuji ke publik sejak Rabu lalu. Bahkan ia juga berencana untuk membuat layanannya menjadi berbayar.
"Harus memonetisasinya, entah bagaimana, di beberapa titik. Biaya komputasi untuk menjalankan ini menggiurkan," kata dia, dilansir dari Indian Express, Selasa (6/12/2022).
CEO Twitter Elon Musk juga menanyakan ke Altman terkait berapa biaya rata-rata per chat untuk OpenAI. Altman menjawab kalau kemungkinannya bisa satu digit sen per satu kali chat.
Baca Juga: Menkominfo Luncurkan Chatbot Literasi Digital di Ruteng
Menariknya, Musk juga mengunggah tweet tentang bagaimana database Twitter digunakan untuk pelatihan oleh OpenAI dan dia telah menghentikannya untuk saat ini.
Menurutnya, OpenAI dulunya adalah perusahaan open-source dan nirlaba yang kini telah berubah. Dia juga masih perlu memahami lebih banyak tentang struktur tata kelola dan rencana pendapatan ke depan.
Kendati demikian ChatGPT ini masih belum sempurna karena masih memberikan jawaban yang mengarah ke rasis dan seksis.
Tetapi Altman menyarankan ke pengguna untuk menolak balasan platform yang sekiranya menyinggung demi membantu peningkatan AI.
Apa itu ChatGPT OpenAI? Bagaimana cara daftarnya?
Baca Juga: Cara Mengecek Kartu Vaksin dan Solusi Ketika Kartu Vaksin Tidak Muncul
ChatGPT adalah chatbot yang dimiliki OpenAI dan dapat melakukan percakapan dua arah layaknya manusia.
Banyak yang mengatakan kalau ChatGPU memiliki kemampuan untuk menulis email harian, artikel, kode, panduan, cara kerja, hingga esai kuliah.
Pengguna hanya perlu login ke https://chat.openai.com/auth/login untuk menikmati percakapan dengan chatbot tersebut.
Tapi beberapa pengguna mungkin masih ada yang belum bisa mendaftar. Sebab situs kerap kali menampilkan deskripsi kalau server mereka penuh.
Jika berhasil masuk, kalian bisa melihat tampilan antarmuka (UI) chatbot. Pengguna hanya tinggal perlu mengetik apa yang mau ditanyakan ke bot tersebut.
Awalnya bot itu hanya menjawab dalam bahasa Inggris. Tetapi tulisannya bisa berubah ke bahasa Indonesia saat diketik 'Text in Indonesian please'.
Tab 'Capabilities' menyebutkan kalau chatbot ini dapat mengingat apa yang dikatakan pengguna sebelumnya dalam percakapan.
Pengguna juga memberikan koreksi jika sekiranya tidak sesuai dengan mengklik tombol jempol ke atas atau bawah.
Namun saat kami coba, chatbot ini hanya kadang belum bisa menjawab beberapa pertanyaan. Deskripsi menjelaskan kalau chatbot itu hanya memiliki informasi atau konten soal dunia atau peristiwa hingga 2021.
Menurut OpenAI, platform ini dilatih menggunakan Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF) dan mirip dengan model sebelumnya yang mereka buat bernama InstructGPT.