Tinder Year in Swipe, Situationship Dianggap Nggak Bikin Pasangan Tertekan

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 05 Desember 2022 | 10:47 WIB
Tinder Year in Swipe, Situationship Dianggap Nggak Bikin Pasangan Tertekan
ilustrasi pacaran (pixabay.com/dai_nguyen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jutaan anak muda mulai berkencan saat pandemi menunjukkan bahwa mereka sudah siap kembali bersosialisasi di kehidupan nyata.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi zaman now punya cara tersendiri dan menyikapi segala lika-liku permainan dalam berkencan.

Papri Dev, Tinder APAC Comms Head mengatakan, tahun ini para single di Indonesia menunjukkan energi yang lebih bersemangat dalam berkencan.

"Setelah melalui pandemi, menguji kecocokan (vibes) satu sama lain lewat interaksi langsung terasa semakin penting, seperti yang kita lihat dari tingginya antusiasme terhadap konser dan aktivitas outdoor, tidak sekedar kencan makan malam biasa," ujarnya.

Baca Juga: Ingin Gaet Pasangan Lewat Aplikasi Kencan Online, Perhatikan 6 Tips Ini

Pihaknya melihat para lajang menjalani kehidupan kencan dengan lebih baik, seiring mereka mampu melihat ‘green flags’ dari calon pasangan mereka, dan menerima Situationship sebagai gaya kencan yang baru.

Di penghujung 2022, Tinder berbagi temuan Year in Swipe terbaik, mulai dari status hubungan yang lagi viral dan pandangan terhadap isu sosial.

Ilustrasi pacaran. (pexels)
Ilustrasi pacaran. (pexels)

Tren Penting Tinder di 2022

1. Situationship dianggap sebagai status hubungan yang valid.

Situationship adalah hubungan kasual yang dianggap memiliki definisi lebih jelas; lebih dari hookup, namun di saat yang sama, bukanlah hubungan tradisional. Label hubungan ini mulai nge-tren di tahun 2022.

Baca Juga: Hasil Survei: Banyak Lajang di Indonesia yang Mantap Menikah Hanya setelah 3 Bulan Berkencan

Tinder menemukan, member yang menuliskan tujuan hubungan di profil mereka meningkat sebesar 49 persen.

Kemudian 1 dari 102 lajang yang disurvei, mengaku memilih Situationship sebagai cara memulai hubungan yang tidak terlalu bikin tertekan.

2. Nilai positif jadi poin plus.

Walaupun sebelumnya lebih dikenal sebagai emoji untuk simbol parkir, telah beralih fungsi menjadi emoji yang merepresentasikan Pushing P dan menjadi trending emoji nomor 1 secara global di Tinder pada tahun ini.

Merupakan pergeseran yang menarik dari tren emoji di tahun-tahun sebelumnya (pada 2019, pada 2020, dan pada 2021), para member beralih ke untuk membuat orang lain tahu nilai positif yang mereka cari.

Di Indonesia, para member paling banyak menggunakan emoji (hantu) dan (mata berkedip), serta (kilauan).

Ilustrasi chatting (pixabay.com)
Ilustrasi chatting (pixabay.com)

3. Dinner biasa mulai ditinggalkan.

Aktivitas yang dilakukan saat pandemi nampaknya akan bertahan. Tinder member di Indonesia memilih ‘Jalan-jalan’ (74 persen), ‘Nge-date ke Acara Musik’ (21 persen), dan ‘Kulineran’ (57 persen) sebagai aktivitas first date favorit mereka.

Kemudian ‘Olahraga Outdoor’ (27 persen) sebagai aktivitas nge-date saat musim panas. Mereka mencari aktivitas yang lebih autentik untuk saling mengenal satu sama lain, nggak hanya dinner bareng saja.

Ada juga ide nge-date seru lainnya yang jadi tren global di Tinder, antara lain, Camping, BBQ-an, mencoba hal-hal baru, dan kuliner kaki lima.

4. Humoris, fresh, dan apa adanya itu menarik banget.

Selera humor menjadi hal yang paling dicari para member dari calon match mereka. 73 persen anak muda (global) mengaku mereka mencari orang yang punya keinginan jelas dan berpenampilan bersih.

Saat ditanya kriteria paling penting dari pasangan, mereka memprioritaskan kualitas berbasis nilai, seperti loyalitas (79 persen), saling menghargai (78 persen), dan berpikiran terbuka (61 persen) dibandingkan fisik (56 persen).

Sama halnya di Indonesia, para single juga melihat banyak hal di luar mindset lama ‘bibit, bebet, bobot’. Mereka mencari calon pasangan yang punya pemikiran terbuka dan bisa menerima (79 persen), dapat dipercaya (68 persen), dan bisa berbagi selera humor yang sama (64 persen).

5. Pandangan terhadap isu sosial bisa mempengaruhi hubungan.

Ilustrasi berkencan (Freepik/ASphotofamily)
Ilustrasi berkencan (Freepik/ASphotofamily)

Tiga perempat (75 persen) lajang mencari pasangan yang menghargai dan mengamati isu sosial. Aktivisme dan Hak Pemilih menjadi dua Minat yang meningkat masing-masing sebanyak 84 persen dan 37 persen pada profil member Tinder global di tahun ini.

6. Memamerkan unsur nostalgia.

Banyak para lajang yang terinspirasi era 90an, terlihat dari peningkatan Minat (Interest) yang dipasang di profil Tinder mereka seperti Anak 90an, Anime, hingga Sneakers.

Bahkan lagu jadul favorit yakni ‘Running Up That Hill’ oleh Kate Bush, kembali naik menjadi top 10 lagu pilihan Spotify Anthem di profil Tinder.

Tinder juga terinspirasi dari tren berkencan di tahun 90an, yakni Blind Date, yang menjadi salah satu fitur Tinder. Fitur ini menghubungkan para member sebelum memperlihatkan profil mereka satu sama lain, dan telah digunakan sebanyak 200,000 kali rata-rata setiap harinya.

Beberapa tahun terakhir terasa sulit, dan nampaknya para lajang berusaha mencari pasangan yang autentik dengan vibes yang oke seperti zaman sebelum ada smartphone.

7. Emoji dan menjadi trending karena alasan yang baik.

Hubungan toxic bukanlah hal yang baru. Banyak tips dan temuan di media sosial yang menunjukkan bahwa anak muda lajang kini lebih paham tentang hal baik, buruk, dan jelek dalam berkencan.

Lebih dari setengah (58 persen) dari anak muda yang disurvei mengatakan bahwa mereka mampu mengenali green flags atau red flags saat berkencan.

Ilustrasi toxic relationship - apa itu toxic relationship (Pexels)
Ilustrasi toxic relationship - apa itu toxic relationship (Pexels)

Di tahun 2022, para lajang akhirnya merasa cukup, dan jadi lebih peka terhadap red flags dan green flags, dan penilaian kita jadi lebih baik karenanya.

Member Tinder dapat mengecek Pusat Keamanan untuk informasi lebih lanjut tentang cara berkencan yang lebih sehat dan aman.

8. Revenge travel jadi populer di Tinder.

Para member Indonesia berusia 18-25 tahun rata-rata menggunakan Tinder Paspor sebanyak 9 kali tiap bulannya ke beberapa destinasi internasional, seperti Singapura, Korea dan Malaysia.

Sementara untuk destinasi lokal, kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Bali menjadi tiga destinasi teratas.

9. Para lajang semakin mengandalkan zodiak sebagai panduan mereka.

Zodiak menjadi deskripsi paling populer yang ditambahkan pada profil member Tinder, selain preferensi merokok, binatang peliharaan, dan jenis makanan yang dikonsumsi.

Leo, Scorpio, dan Cancer menjadi zodiak yang paling banyak dimasukan pada bio Tinder, dan yang mengejutkannya, semua zodiak punya kesempatan yang besar untuk bisa match dengan zodiak yang sama.

Beberapa anak muda Indonesia percaya bahwa kecocokan zodiak merupakan pertimbangan penting dari partner kencan mereka!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI