Suara.com - Berbagai startup digital di Indonesia tengah mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK massal dalam beberapa waktu terakhir.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan solusi agar startup teknologi siap menghadapi tantangan tersebut.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengatakan, pandemi Covid-19 dan perubahan geopolitik di Ukraina berdampak pada supply chain, finansial, inflasi, dan krisis energi yang mengakibatkan tekanan ekonomi di semua negara.
Menghadapi tantangan global itu, Menkominfo mendorong startup digital melakukan tiga aksi untuk meningkatkan resiliensi.
Baca Juga: Dorong Potensi Lokal, Nex-BE Fest Kolaburasi BUMN - Startup Tembus Rp 2,4 Triliun
“Kita perlukan aksi (nyata) dalam situasi seperti ini. Pertama keberpihakan pada produk dalam negeri. Kedua, efisiensi tanpa melakukan PHK. Dan ketiga mengedepankan model usaha yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi pasar,” ungkapnya, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (4/12/2022).
Plate menyatakan aksi pertama keberpihakan pada produk dalam negeri, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan menopang aktivitas ekonomi digital di sektor distribusi atau platform lokapasar (marketplace).
Oleh karenanya, dia Johnny mengajak pelaku ekonomi digital membangun komitmen bersama untuk meningkatkan keberpihakan kepada pelaku UMKM.
Menurutnya selama tekanan ekonomi, setiap negara sekarang akan mengutamakan produk dalam negeri masing-masing. Selama ini Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
“Kekuatan Indonesia adalah di sektor UMKM. Sektor UMKM kita akan mewarnai juga digital ekonomi, e-commerce Indonesia. Ini semua pasti karena ada satu langkah affirmative yang kita lakukan,” ungkapnya.
Baca Juga: Program Startup Studio Indonesia Sudah Luluskan 80 Perusahaan Rintisan
Di aksi kedua, Plate mengharapkan agar pelaku startup digital bisa menerapkan strategi agar tetap menjaga model usaha yang resilien.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi, dia mengingatkan agar tech startup tidak hanya menyelamatkan satu persoalan, tapi membuat persoalan baru yang lebih besar.
"Jadi tantangannya di satu sisi terjadi stagflasi, di sisi yang lain, kita di dalam negeri masih bisa bertahan. Kita bisa lakukan efisiensi, tapi efisiensi tidak sama dengan layoff. Jadi tolong kita perhatikan baik-baik," ujarnya.
Oleh karenanya dia mengajak tech-founders, eksekutif, investor, inkubator, asosiasi, dan pemerintah terus mendorong ekosistem ekonomi digital tetap resilien.
Plate juga mengingatkan agar pelaku startup digital menjaga sumber pembiayaan dan mendorong pemanfaatan Digital Innovation Network.
"Manfaatkan sumber pembiayaan yang sudah committed. Pemerintah dalam G20 yang lalu, telah mendorong Digital Innovation Network yang menjadi bagian dari Bali Declaration. Tapi policy makro itu diterjemahkan secara konkret di lingkungan perusahaan masing-masing,” papar dia.
Ia turut mengajak pelaku startup digital mencari jalan baru dan model usaha yang inovatif, mampu mendisrupsi pasar, dan memberikan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat.
“Musim dingin mengingatkan kita untuk menapak jalan baru, berinovasi agar kita dapat tumbuh melaju pada lintasan sektor ekonomi digital yang lebih resilien,” imbuh dia.
Lebih lanjut Plate menyatakan, Indonesia bisa dan mampu menghadapi tantangan global dengan kolaborasi dari sektor digital.
"Marilah kita juga tunjukkan bahwa sektor digital memang resilient di dalam negeri. Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” tegasnya.