Suara.com - Sejak diluncurkan September 2020, program inkubator Kementerian Komunikasi dan Informatika bernama Startup Studio Indonesia (SSI) dalam dua tahun terakhir telah meluluskan 80 perusahaan rintisan yang sekarang beroperasi dengan baik.
SSI bertujuan mendampingi para startup tahap awal (early stage) agar dapat mencapai product-market fit atau menemukan produk yang dibutuhkan oleh pasar. Mereka dibekali dengan pelatihan oleh para coach dari para pendiri startup yang sukses.
SSI membekali startup dengan sesi pelatihan eksklusif, seperti Founders Camp, 1-on-1 Coaching dengan praktisi berpengalaman di lanskap startup Indonesia, hingga Milestone Day, di mana mereka dapat mempresentasikan profil bisnis serta pencapaian selama mengikuti program SSI, kata SSI dalam pernyataan persnya, Jumat.
Selama kurang lebih dua tahun, SSI telah menerima pendaftaran dari total 10.160 startup, dengan tingkat penerimaan rata-rata 0,79 persen. Jika dirinci lebih jauh, tingkat penerimaan di Batch 1 adalah 2,99 persen, Batch 2 (1,39 persen), Batch 3 (0,26 persen), Batch 4 (1,26 persen), dan Batch 5 (1 persen). Ini membuktikan bahwa SSI telah menjadi program inkubasi yang prestisius serta kompetitif, dengan skala terbesar secara nasional.
Baca Juga: UU yang Paksa Google dan Facebook Bayar Konten Media Online di Australia Sukses Hidupkan Industri
SSI pun telah menghadirkan lebih dari 100 coaches yang terdiri dari para pendiri, eksekutif, dan praktisi startup Indonesia ternama, untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka bagi para peserta.
Di Batch 1, terdapat 40 coach, Batch 2 terdapat 60, Batch 3 terdapat 70, Batch 4 terdapat 59, dan Batch 5 memiliki 89 coach. Tingginya jumlah coach ini sejalan dengan konsep SSI yaitu “More Brainstorming, Less Classes”, yang memfokuskan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis, dan menitikberatkan pada coaching dan mentoring langsung dari para praktisi terkemuka di industri startup.
Menurut data, sektor startup yang mendominasi pendaftaran SSI sejak tahun pertama adalah pendidikan (24,9 persen), kesehatan (11,6 persen), dan pariwisata (9,6 persen). Di luar itu, terdapat pula 37,8 persen proporsi startup yang bergerak di sektor beragam (lain-lain).
Dalam proses seleksi dan evaluasi menentukan startup terpilih, SSI memiliki empat faktor penilaian utama, yaitu: profil dan pengalaman founder; product-market fit; potensi pasar dan potensi untuk scale-up; serta faktor diferensiasi dan lokalitas. Keempat faktor ini krusial dalam menentukan startup mana yang siap dibina ke level yang lebih tinggi.
Dari lima kali penyelenggaraan, dewan kurator SSI yang terdiri dari para ahli dan pelaku startup serta perusahaan ventura kapital telah mengidentifikasi empat tantangan utama yang dihadapi oleh startup tahap awal di Indonesia.
Baca Juga: Kominfo: Sekitar 200 Kota dan Kabupaten Ikut Program Smart City
Yang paling utama adalah faktor diferensiasi (69 persen), di mana startup belum memiliki poin keunggulan dibandingkan kompetitor lokal dan global, atau kesulitan membentuk produk yang sesuai dengan karakteristik dan preferensi masyarakat Indonesia.
Selain itu, 3 dari 5 startup (60 persen) masih kesulitan dalam mengidentifikasi target pasar dan pain points-nya, sehingga pertumbuhan bisnis terhambat (kurang dari 10% per bulan atau menunjukkan tren penurunan).
Faktor lain yang kerap menjadi hambatan adalah rekam jejak para founder. Lebih dari setengah startup (54 persen) dijalankan oleh founder yang kurang/belum berpengalaman dalam sektor teknologi/bisnis. Sebagian di antaranya juga belum memiliki penguasaan mindset kewirausahaan yang baik untuk mengambil keputusan bisnis strategis.
Selain itu, 45 persen startup tahap awal beroperasi di sektor pasar yang belum matang, terlalu niche, atau memiliki barrier of entry yang tinggi, sehingga membutuhkan edukasi pasar intensif.
Hal ini akan membuat startup tersebut kesulitan untuk scale up dan mengembangkan lini bisnis mereka. Faktor-faktor inilah yang menjadi pertimbangan tim juri SSI dalam menentukan jajaran startup finalis yang siap untuk dibina.
Hingga Batch 5 yang kini tengah berjalan, program inkubasi SSI secara total telah menelurkan 80 alumni startup yang terus berkembang pesat pascapelatihan. Tercatat, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 2022 mencapai Rp332,1 miliar.
Tak hanya itu, dari setiap batch, 30-40% diantaranya pun berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti SSI. Beberapa diantaranya adalah Justika dan Praktis (SSI 01); Finku, Gajiku, Keyta, Zi.Care, Dibimbing, Powerbrain, serta Fishlog (SSI 03).
Hingga saat ini, Startup Studio Indonesia tengah membuka pendaftaran bagi early-stage founders untuk program batch ke-6 hingga tanggal 1 Februari 2023.