Suara.com - Anak perusahaan ByteDance, Shanghai Moonton Technology akan menggugat Tencent ke pengadilan kekayaan intelektual Shanghai, China. Gugatan itu dilayangkan atas pelanggaran atas game Mobile Legends: Bang-Bang.
Moonton mengklaim kalau Tencent melanggar hak Mobile Legends, yang dikenal sebagai game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) terpopuler di Asia Tenggara.
Dugaan pelanggaran itu meliputi hak atas kepenulisan, reproduksi, dan komunikasi yang berkaitan dengan judul, sesuai laporan South China Morning Post, Jumat (2/12/2022).
Mobile Legends ini membantu Moonton makin populer untuk pengguna di luar negeri, mengubahnya menjadi salah satu studio game paling sukses di China.
Baca Juga: 5 Hero Paling Berbahaya di Mobile Legends, Cocok Buat Ranking Mode
Hal itu pun sempat menarik perhatian dari Tencent yang membuat game MOBA serupa seperti Honor of Kings (nama lain dari Arena of Valor atau AoV). Game ini pun masih jadi salah satu yang mendorong pendapatan mereka.
Tencent kemudian berupaya untuk mengakuisisi Moonton. Namun mereka kalah dari ByteDance, yang juga merupakan perusahaan induk TikTok.
Kasu Tencent vs Moonton ini menambah daftar panjang perseteruan dua perusahaan game tersebut di jalur hukum.
Sebelumnya, Tencent menuduh Mobile Legends karena melanggar hak cipta dari Honor of Kings dan League of Legends (LoL), dan gugatan ini masih berlangsung.
Beberapa waktu lalu, Riot Games selaku anak perusahaan Tencent gagal menggugat Moonton di Amerika Serikat. Pengadilan AS menolak gugatan Riot terkait hak cipta dari LoL: Wild Rift.'
Baca Juga: Ambil Kode Redeem ML 2 Desember 2022, Ada yang Baru!
Kendati demikian Tencent masih menang jauh apabila pendapatan game-nya dibandingkan dengan ByteDance.
Honor of Kings mampu meraup 190 juta Dolar AS (Rp 2,9 triliun) di Apple App Store dan Google Play Store pada September.
Untuk tahunan, Honor of Kings sukses menghasilkan 1,99 miliar Dolar AS (Rp 30,7 triliun) dari Januari hingga November 2022. Sementara Mobile Legends hanya meraih pendapatan sebesar 132,2 juta Dolar AS (Rp 2 triliun) dari Januari sampai Agustus 2022.