Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya dua bibit siklon tropis di wilayah timur Indonesia yang dapat berdampak pada kondisi cuaca di sejumlah wilayah.
Prakirawan BMKG Rifat Darajat di Jakarta, Rabu mengatakan, bibit siklon tropis 90W terpantau di sekitar wilayah Maluku Utara yang membentuk daerah konvergensi yang memanjang di laut Sulawesi.
Bibit siklon 90W memiliki kecepatan angin maksimal 15 knots dan tekanan udara minimum sebesar 1007.0 mb bergerak ke arah barat.
Sementara, bibit siklon tropis 95S terpantau di Teluk Carpentaria yang membentuk low level jet yang memanjang dari Laut Arafuru hingga Australia Utara bagian timur.
Baca Juga: Ikan Naik ke Darat di Pantai Mutiara Akibat Angin, Bukan Pertanda Gempa
Bibit siklon 95S memiliki kecepatan angin maksimum 20 knots dan tekanan udara minimum 1005.0 mb bergerak ke arah timur-tenggara.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin dan gelombang laut di sekitar bibit siklon," katanya.
Sirkulasi siklonik terpantau di wilayah Kalimantan Barat bagian utara, Malaysia bagian timur. Daerah konvergensi terpantau memanjang di wilayah Laut Natuna utara dari Laut Natuna hingga Kalimantan Barat bagian barat dari Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Riau.
Serta dari perairan selatan Kalimantan Tengah hingga Sulawesi Selatan, dari Kalimantan Timur hingga Sulawesi Barat, dari Laut Banda hingga Laut Aru, dan dari Samudera Hindia selatan NTB hingga Laut Sumbawa.
Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak hujan lebat, wilayah yang berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi dengan status siaga pada Kamis (1/12) yaitu Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Kemudian pada Jumat (2/12) berpotensi terjadi di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Bibit Siklon Tropis 94S di Selatan NTB, Bisa Picu Cuaca Buruk hingga ke Banten
"Masyarakat di wilayah yang berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi tersebut diimbau untuk waspada jika beraktivitas di luar rumah," ujar Rifat.