Suara.com - Firsty Ukhti Molyndi, seorang penyandang disabilitas asal Palembang, berbagi kisah soal manfaat internet bagi penyandang disabilitas seperti dirinya.
Ia sering melihat teman-teman disabilitas, khususnya di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) sudah piawai menggunakan internet.
“Dari situ saya terpatri untuk melek digital dan bisa memanfaatkan internet. Hingga sekarang sudah bisa berkarya sendiri melalui berbagai karya tulis dan mengikuti perkembangan dunia digital melalui internet dari IndiHome,” jelas Moly.
Meski memiliki keterbatasan fisik, tidak menjadi hambatan baginya dalam menggapai mimpi.
Baca Juga: Apjatel: Harga Internet Mahal Karena Setoran ke Pemerintah Daerah
Terbukti belasan karya tulis Antologi sudah dihasilkan, seperti Antologi “Matahari di Riak Musi”, produksi Forum Lingkar Pena Palembang 2021 dan Antologi “Ibuku Berbeda” terbitan Diva Press 2013.
Sarjana Akuntansi dari Universitas Terbuka 2015 tersebut mengaku sangat menyukai dunia tulis menulis dan IT sejak kecil.
Hasil puluhan lomba karya tulis berhasil ia juarai, salah satunya terpilih sebagai “Blogger Favorit IndiHome” dalam IndiHome Blog Competition 2022 yang diselenggarakan dari bulan Juni-Juli 2022.
Moly mengaku, atas arahan dari ayahnya, ia mencari informasi di internet tentang film Petualangan Sherina yang menjadi inspirasi awal baginya untuk berpetualang. Saat itu itu ia mengirim surat di laman web film tersebut.
“Namun bukan balasan surat yang saya terima, tapi tekad yang kuat untuk menjadi penulis, menjadi narablog yang produktif dengan karya tanpa batas dengan memanfaatkan jaringan internet cepat dari IndiHome,” lanjut Moly.
Baca Juga: Jika Terjadi Bencana, BTS Tower Internet Bisa Beroperasi 4 Jam Sebelum Mati Total
Seperti halnya penyandang disabilitas lain di dunia, Moly berharap dapat merasakan manfaat internet lebih luas.
Moly mencontohkan, saat ini di dunia luar sedang berkembang teknologi rumah pintar yang dapat digunakan oleh penyandang disabilitas daksa. Dengan teknologi tersebut dapat memberikan perintah benda-benda di rumah melalui suara.
“Ada juga teknologi bio retina yang menggabungkan antara kecerdasan buatan, nano robotik, perangkat elektronik super mini dan jaringan internet. Dengan teknologi ini penyandang disabilitas netra dan low vision dapat mudah mengenal wajah melalui ponsel pintar,” tutupnya.