Suara.com - Produsen laptop HP Inc mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) ke 4.000 sampai 6.000 karyawannya dalam tiga tahun ke depan.
Alasan PHK massal HP ini dilakukan karena adanya penurunan penjualan komputer, seperti dilaporkan CNBC, Kamis (24/11/2022).
Sebelumnya pada awal pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang membeli komputer, PC, laptop untuk memenuhi aktivitas bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Sayang pertumbuhan bisnis ini tak berlangsung lama.
Dalam pernyataannya, HP mengaku harus menghasilkan penghematan kotor tahunan sebesar 1,4 miliar Dolar AS (Rp 21,8 triliun) atau lebih dalam tiga tahun ke depan.
Baca Juga: Cara Cek IMEI untuk Buktikan HP Ilegal atau Tidak
Dari dana itu, 600 juta Dolar AS akan masuk di tahun fiskal 2023 yang berakhir Oktober 2023. Sisanya bakal dibagi rata antara tahun fiskal 2024 dan 2025.
Per Oktober 2021, HP memiliki sekitar 51.000 karyawan. Badai PHK HP sendiri pernah terjadi pada 2019, yang mana perusahaan memecat 7.000-9.000 karyawan.
HP adalah perusahaan teknologi terbaru yang mengumumkan efisiensi akibat inflasi dan resesi ekonomi.
Sebelumnya, ada Meta selaku induk Facebook, Microsoft, hingga Salesforce yang juga melakukan PHK massal.
Baca Juga: Mengapa IMEI HP Hanya Bertahan 3 Bulan Padahal Baru Beli?