Suara.com - November adalah bulan cyberbullying dibahas secara luas di seluruh dunia, termasuk Hari Internasional Melawan Kekerasan dan Bullying.
Pakar Kaspersky telah mengumpulkan berbagai tips untuk orang tua dan anak tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami perundungan dan cara melindungi diri sendiri.
Dilansir dari keterangan resminya, Rabu (23/11/2022), berikut beberapa tips yang dapat dilakukan anak-anak untuk melindungi diri dari cyberbullying:
1. Menerapkan pengaturan pribadi
Baca Juga: Marak Kekerasan oleh Anak Sekolah, Ini 3 Akibat Buruk yang Ditimbulkan dari Kenakalan Remaja
Orang tua mengajari anak untuk tidak berbicara dengan orang asing di jalan. Panduan tentang cara melakukan ini tersedia di Facebook, Instagram, Twitter, Twitch, Reddit
2. Jangan merespon
Bereaksi dengan kata-kata ofensif hanya akan memperburuk situasi. Mengabaikan mereka adalah satu-satunya cara untuk melindungi diri kamu dari jurang klarifikasi, hinaan, dan sejenisnya.
3. Blokir agresor, berikan aduan ke moderator
Banyak situs web dan semua jejaring sosial dapat menambahkan pengguna ke daftar hitam/blokir. Hubungi administrator situs dengan permintaan untuk memblokir perundung.
Baca Juga: 4 Cara yang Bisa Dilakukan Orangtua agar Anak Terhindar dari Bullying
4. Mengambil tangkapan layar
Bukti dapat berguna jika kamu perlu menghubungi lembaga penegak hukum. Kamu juga dapat mendiskusikan masalah tersebut dengan orang tua pelaku, atau menjelaskan kepada mereka secara pribadi konsekuensi yang mungkin terjadi.
5. Menghapus akun pribadi secara sementara atau permanen
Meninggalkan media sosial selama beberapa waktu dapat membantu untuk bernapas lega dan fokus pada diri sendiri. Selain itu, perundung akan melihat bahwa pengguna tidak merespons dan dapat kehilangan minat pada korban yang ditargetkan, karena mereka tidak akan mendapat reaksi apa pun.
Sedangkan, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan orang tua dalam menghindari cyberbullying:
1. Dukungan dan kepercayaan adalah elemen penting
Jika anak dihadapkan dengan cyberbullying, orang tua dapat menjadi pendukung bagi mereka. Tetapi pada saat yang sama, menurut berbagai survei, banyak anak-anak justru tidak menceritakan masalah tersebut kepada orang tuanya.
Namun, orang tua dapat memperhatikan tanda-tanda yang mungkin terjadi jika anak mereka di-bully. Secara khusus itu bisa ditandai dengan masalah tidur atau makan, air mata atau kesedihan dengan lekas marah atau menghindari pergi ke sekolah.
2. Melarang bukanlah jawaban
Melarang penggunaan media sosial atau internet bukanlah solusi yang tepat untuk masalah cyberbullying.
Langkah seperti itu dapat memperumit hubungan dengan anak mana pun karena mereka dapat menjauh, menarik diri, menjadi kurang bersosialisasi.
Mungkin jauh lebih efektif untuk membantu mereka mengambil sikap kritis terhadap situasi tersebut, untuk "memutuskan" pesan pelaku intimidasi dari kepribadian anak-anak.
3. Tetap berhubungan dengan anak-anak secara online
Pilihan bagus lainnya adalah tetap berhubungan dengan anak di jejaring sosial dan pesan instan. Ini dapat membantu untuk memeriksa postingan anak-anak dan lebih memahami kondisi mereka.
4. Jangan abaikan bantuan digital
Teknologi saat ini juga dilengkapi dengan sejumlah kontrol orang tua untuk membantu melindungi anak-anak dari materi online yang berbahaya atau tidak pantas.
Orang tua juga dapat memanfaatkan aplikasi pihak ketiga, yang menawarkan perlindungan dari konten berbahaya, serta memungkinkan mereka untuk mengatur batas waktu layar, memantau aktivitas online, atau juga melacak lokasi menggunakan GPS.
“Cyberbullying adalah masalah yang sangat kompleks dan serius, yang sangat mungkin untuk dialami," kata Andrey Sideko, Lead web content analyst di Kaspersky.
Dia menambahkan, studi menunjukkan bahwa anak-anak sering tidak memberi tahu orang dewasa jika mereka mengalami intimidasi.
"Membangun hubungan saling percaya dengan anak akan membantu orang tua waspada jika buah hati mengalami perundungan,” pungkasnya.