Usai Diultimatum Elon Musk, Karyawan Twitter Ramai-ramai Mengundurkan Diri

Jum'at, 18 November 2022 | 10:54 WIB
Usai Diultimatum Elon Musk, Karyawan Twitter Ramai-ramai Mengundurkan Diri
Kantor Twitter. [Josh Edelson/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ramai-ramai karyawan Twitter dikabarkan resign dari perusahaan. Hal itu muncul sebagai respons atas ultimatum Elon Musk, yang memaksa pekerja memilih kerja lembur dengan intensitas tinggi atau meninggalkan perusahaan.

Disebutkan kalau grup chat internal karyawan Twitter dibanjiri emoji salut dan pesan perpisahan.

Itu pun termasuk dari para engineer yang mengumumkan pengunduran diri sehari setelah Musk melayangkan ultimatum.

Tapi jumlah karyawan Twitter yang mengundurkan diri dari perusahaan masih belum diketahui, seperti dilaporkan Outlook India, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga: Perempuan Nekat Masukkan Tangan ke Dalam Mobil RI 1, Pramono Anung: Saking Ngefans dengan Presiden

"Seluruh tim yang mewakili infrastruktur penting secara sukarela meninggalkan perusahaan, meninggalkan perusahaan dalam risiko serius untuk dapat pulih," kata salah satu engineering Twitter yang mengajukan resign.

"Kami adalah profesional bertalenta dengan banyak opsi, jadi Elon tidak memberi kami alasan untuk tinggal dan banyak yang pergi," lanjut dia.

Elon Musk memimpin Twitter. [Olivier Douliery/AFP]
Elon Musk memimpin Twitter. [Olivier Douliery/AFP]

Sehari sebelumnya, Elon Musk telah memberi tahu para karyawan Twitter bahwa mereka harus berkomitmen untuk bekerja lembur dengan intensitas tinggi atau meninggalkan perusahaan.

Pemilik baru Twitter itu menyampaikan melalui email kepada para karyawan bahwa mereka harus menyetujui janji tersebut jika memang masih ingin tetap bekerja, dikutip BBC dari Washington Post, Kamis (17/11/2022).

"Buat mereka yang tidak menyetujuinya pada hari Kamis (waktu setempat) perusahaan akan diberikan uang pesangon tiga bulan," kata Elon Musk.

Baca Juga: Elon Musk Pecat Tim Kurasi, Dikhawatirkan Berefek Bagi Disinformasi Global

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI