Suara.com - Bagi kamu yang sedang belajar coding, tentu saja sudah tidak asing dengan yang namanya framework. Nah, salah satu framework yang saat ini sedang naik daun adalah Laravel, framework PHP ini telah menggunakan konsep MVC dalam pengembangannya. Namun sangat disayangkan, banyak yang belum tahu apa itu model MVC di Laravel.
Padahal berkat konsep MVC dalam Laravel ini, para developer bisa lebih mudah untuk menciptakan aplikasi web yang dipadukan dengan domain murah seperti yang diinginkan. Agar bisa lebih paham mengenai apa itu model MVC dalam Laravel, simak dulu informasi yang akan dijelaskan berikut ini ya!
Apa Itu Model MVC? di Laravel
MVC atau Model View Controller merupakan pola desain arsitektur aplikasi web yang terbagi jadi tiga bagian, yakni model, view, serta controller. Konsep tersebut dipercaya mampu membuat proses pembuatan website jadi lebih efektif.
Baca Juga: Apa itu DNS_PROBE_FINISHED_NXDOMAIN ?
Berikut ini penjelasan dari ketiga bagian dari MVC yang perlu untuk diketahui:
Model adalah bagian yang berhubungan dengan database secara langsung dan tugasnya adalah mengelola.
View adalah bagian yang bertugas untuk menyajikan tampilan informasi pada para pengguna.
Controller adalah bagian yang menghubungkan view serta model di dalam proses request dari para pengguna.
Dengan penggunaan konsep yang satu ini, maka aplikasi web seakan mempunyai bagian yang terpisah dan masing-masing dapat dikembangkan. Oleh karena itu, proses pembuatan aplikasi web dapat dilakukan dengan lebih cepat. Hal ini karena developer bisa lebih fokus untuk mengerjakan bagian tertentu.
Baca Juga: Tak Hanya Pria, Academy Ini Tawarkan Pelatihan Coding Gratis Bagi Kaum Perempuan dan Minoritas
Karena dianggap sangat efektif, membuat konsep MVC ini seringkali diterapkan di berbagai jenis framework ini. Selain Laravel, beberapa framework PHP yang menggunakan konsep MVC adalah Symfony, CodeIgniter, Zend, dan juga Yii.
Alur Kerja MVC dalam Sistem Pengembangan
Setelah memahami apa itu model MVC di Laravel, kini saatnya untuk mempelajari bagaimana alur kerja dari konsep ini dalam sistem pengembangan. Kurang lebih, seperti inilah alur kerja dari konsep tersebut.
Bagian view akan meminta informasi agar dapat ditampilkan pada para pengguna.
Permintaan akan diambil oleh controller, dan diserahkan pada bagian model.
Model akan memproses dengan mencari data informasi dalam database.
Model mengembalikannya pada controller untuk ditampilkan hasilnya pada bagian view.
Controller mengambil hasil pengolahan yang dilakukan model, lalu menata pada bagian view.
Dalam sistem website, sebenarnya alur kerja dari MVC ini cukup sederhana. Namun jika masih sulit untuk dipahami karena terlalu teknis, kurang lebih seperti ini analoginya:
Sekarang, coba anggap saja Anda adalah pelanggan di suatu restoran. Nah, dalam konsep yang satu ini, Anda merupakan view, chef adalah model, dan pelayan merupakan controller.
Ketika Anda memesan makanan A, maka pelayan akan mencatat pesanannya dan memberikannya kepada chef.
Kemudian chef akan mencari bahan yang ada di dalam kulkas (database), lalu mulai masakannya untuk pelanggan. Setelah hidangan selesai dimasak, chef akan memberikan dulu kepada pelayan, untuk diantarkan kepada pelanggan.
Manfaat dari MVC di Laravel
Dalam pembuatan website, penggunaan dari MVC sendiri mampu memberikan banyak keuntungan dari para pengembang atau developer. Nah, keuntungan dari menggunakan model MVC, adalah seperti yang ada di bawah ini.
1. Pengembangan web yang lebih efisien
Konsep MVC diyakini mempercepat proses pengembangan aplikasi web. Hal ini karena MVC akan membagi web menjadi tiga bagian yang saling terpisah. Bagian controller dan model dapat dikerjakan oleh back end developer, sedangkan bagian view dikerjakan oleh UI UX dan front end developer.
2. Testing yang lebih mudah
Testing harus dilakukan untuk memastikan terlebih dahulu apakah web bisa berfungsi dengan baik. Nah, dengan kerangka MVC yang baik, proses testing dapat dilakukan untuk tiap bagian. Hal ini bisa dilakukan tanpa perlu menunggu keseluruhan web jadi.
Tidak hanya itu, pembuatan dokumentasi untuk setiap fitur dapat dilakukan secara lebih rapi dan efisien. Sudah pasti hal itu karena proses testing yang dilakukan per bagian. Jadi di setiap bagiannya bisa dikembangkan dengan lebih fokus.
3. Error dan bug lebih cepat
Pembagian web yang dilakukan oleh MVC, akan membuat para pengembang untuk lebih fokus pada bagian perkembangannya masing-masing. Jadi mereka bisa dengan cepat menemukan bug dan juga memperbaiki bug tersebut. Biasanya permasalahan ada di server, untuk itu agar tidak terjadi permasalahan yang serius, penting saat pemilihan server seperti VPS Indonesia yang suport dengan bahasa pemrograman laravel.
4. Pemeliharaan yang lebih mudah
Konsep MVC membuat penggunaan script bisa dilakukan secara lebih rapi dan terstruktur. Dengan ini, maka tim developer bisa lebih mudah untuk melakukan pemeliharaan atau maintenance web.
Misalnya saja ketika ingin menambahkan sebuah fitur baru pada web yang dimiliki. Tim developer baik itu front end ataupun back end, bisa lebih mudah dalam menemukan kode script yang perlu diperbaharui atau ditambahkan.
Karena berbagai keuntungan yang bisa didapatkan, maka banyak developer yang menggunakan konsep MVC. Oleh sebab itu, mengetahui apa itu model MVC di Laravel itu sangat penting, agar nantinya tidak ada masalah ketika ingin menggunakan konsep tersebut.