Suara.com - Gerhana bulan total akan terjadi pada 8 November 2022 di seluruh wilayah Indonesia. Kabar ini pun menjadi sorotan karena sudah dipastikan oleh Ahli Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin.
Berkaitan dengan hal tersebut, masih banyak masyarakat yang mempercayai mitos-mitos mengenai gerhana bulan total. Padahal secara ilmiah, gerhana bulan adalah fenomena terhalangnya cahaya sinar matahari oleh bumi yang menyebabkan tidak seluruh cahaya sampai ke bulan.
Meski Ilmuan menyampaikan penjelasan ilmiah gerhana bulan, tetapi masih banyak mitos yang dipercayai masyarakat. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut mitos-mitos gerhana bulan yang kerap beredar di masyarakat.
Portal Menuju Hidup Lebih Baik
Mitos gerhana bulan yang pertama yakni gerhana bulan sebagai portal menuju kehidupan yang lebih baik. Bahkan saat gerhana terjadi, banyak masyarakat yang dianjurkan untuk membersihkan energi tubuhnya.
Jemur Makanan agar Bakteri Mati
Masyarakat India juga mempercayai mitos gerhana bulan selanjutnya yakni menjemur makanan saat gerhana terjadi. Mereka percaya bahwa sinar bulan dan matahari yang tengah mengalami gerhana dapat membawa ultraviolet khusus yang mampu membunuh mikroorganisme berbahaya di makanan.
Oleh karena itu, mereka akan mengeluarkan semua makanan di halaman rumah agar terbebas dari segala penyakit.
Tidak Mandi untuk Menghindari Kesialan
Baca Juga: Besok Malam Gerhana Bulan Total, Warga Sulawesi Selatan Bisa Lihat Langsung Dengan Mata
Mitos gerhana bulan yang juga dipercayai masyarakat India berikutnya adalah mandi saat gerhana akan menyebabkan orang tersebut menerima kesialan. Mereka pun turut berkeyakinan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, hendaknya mereka mandi pasca gernaha bulan dan mengenakan pakaian terbaik.