Suara.com - Intel mengonfirmasi mereka bakal memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Hal ini adalah upaya Intel untuk melakukan efisiensi miliaran Dolar AS untuk pengeluaran perusahaan.
Dalam laporan pendapatan perusahaan untuk kuartal tiga (Q3) 2022, Intel berencana memangkas biaya sekitar 3 miliar Dolar AS atau Rp 46 triliun selama tahun depan.
CEO Intel Pat Gelsinger mengatakan, sebagian efisiensi itu akan berasal dari pengeluaran karyawan.
Baca Juga: Seagate Mau PHK 3.000 Karyawan
Dia pun mengonfirmasi kalau perusahaan juga mengurangi jam kerja untuk beberapa pegawai.
Di akhir 2025 nanti, Intel berharap dapat memangkas biaya sebesar 8-10 miliar Dolar AS per tahun atau sekitar Rp 124-155 triliun, dikutip dari The Verge, Senin (31/10/2022).
Intel sendiri tengah berhadapan dengan masalah terbatasnya semikonduktor.
Pandemi Covid-19 pun juga berefek pada berlebihnya produksi di segmen tertentu, yang mana hal itu juga terjadi ke pesaing Intel seperti AMD dan Nvidia.
Analis dari Gartner, Gaurav Gupta mengatakan kalau industri chip akan berubah dari yang awalnya kekurangan menjadi surplus di tahun 2023.
Baca Juga: Elon Musk Pastikan Tidak Ada PHK 75 Persen Karyawan Twitter
Hal itu bakal berdampak negatif pada pendapatan di seluruh industri chip. Alhasil situasi itu memerlukan evaluasi ulang untuk mengatur biaya dan margin.
Intel memang belum mengkonfirmasi divisi mana yang berdampak PHK. Rumor mengatakan kalau efisiensi ini bakal berdampak pada tim sales dan marketing Intel.
Kendati demikian Gelsinger mengakui kalau pengeluaran biaya pegawai Intel adalah bagian yang relatif kecil dari total keseluruhan pengeluaran perusahaan.
Nantinya, pengeluaran Intel bakal lebih difokuskan untuk pengembangan pabrik.
Terlebih Intel saat ini sedang membangun fasilitas di Ohio sejak awal tahun dengan biaya 20 miliar Dolar AS atau Rp 311 triliun.