Suara.com - Vice President Marketing Management PT Telkom Indonesia, E. Kurniawan memprediksi, masa depan internet 5G di Indonesia masih terbatas untuk area bisnis.
Menurut dia, internet 5G memerlukan investasi yang besar dan frekuensinya masih terbatas. Maka, jangkauan area jaringan 5G pun jadi lebih pendek.
"Jadi kalau dilakukan untuk memenuhi ritel di Jakarta saja, maka operator berpikir berkali-kali untuk bikin 5G. Sehingga kemungkinan besar 5G hanya akan di area bisnis, Sudirman misalnya," kata Iwan dalam diskusi bersama Selular belum lama ini.
Dia mencontohkan kehadiran jaringan 5G yang dihadirkan di Freeport oleh Telkomsel pada September kemarin.
Baca Juga: Jaringan 5G XL Axiata Hadir di Belitung, Salah Satu Pangsa Pasar Tertinggi
Menurut Iwan, hadirnya 5G di area bisnis itu membuat investasinya tak terlalu mahal, juga penggunanya pun pasti ada.
"Jadi mungkin pengembangannya (5G) tidak ke ritel bisnis, karena itu sudah ter-cover dengan fixed broadband (jaringan Wifi)," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Sarwoto Atmosutarno menyatakan, perkembangan jaringan 5G di Indonesia bergantung pada analog switch off (ASO) atau peralihan siaran TV analog ke TV digital.
"Frekuensinya (5G) di Indonesia kan menunggu ASO. November ini mau tak mau TV analog akan dimatikan. Maka itu bakal dapat alokasi untuk 5G," kata Sarwoto di sesi terpisah.
Ia menambahkan kalau saat ini banyak orang yang mengungkap keuntungan 5G untuk internet of things (IoT).
Baca Juga: Masyarakat Indonesia Masih Ada yang Tidak Mau Menggunakan Jaringan 5G, Kemahalan?
Menurut dia, IoT itu tak hanya komunikasi manusia ke manusia, tetapi juga mesin ke mesin.
"Jadi kalau pake IoT itu yang banyak komunikasi itu mesin ke mesin. Maka ini luas sekali. Siapa yang mau investasi?" tegas dia.