Suara.com - Tingginya serangan yang terjadi akhir-akhir ini, Kaspersky menilai Indonesia perlu mengambil sikap lebih proaktif dalam memprioritaskan keamanan siber.
Serangan siber pada rantai pasokan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sedang berada di momentumnya.
Pasalnya, kerentanan dapat muncul pada fase apa pun, mulai dari desain hingga pengembangan, produksi, distribusi, akuisisi, dan penerapan hingga pemeliharaan.
Hal ini dapat mempengaruhi mulai dari sektor pemerintahan, perusahaan, dan masyarakat.
Ketika pelaku kejahatan siber mendapatkan akses pintu belakang ke sistem klien mereka, para peretas ini nantinya mampu menginfeksi ribuan sistem sekaligus.
"Semakin besarnya serangan yang masuk, semakin besar dampak yang muncul. Maka serangan siber pada rantai pasokan TIK bagaikan efek domino," kata Head of public Affair and Government Relations Kaspersky Asia Pasifik dan Timur Tengah, Genie Gan.
Genie Gan, Head of Public Affairs and Government Relations untuk Asia Pasifik & Timur Tengah, Turki, dan Afrika di Kaspersky, menjelaskan bahwa target sebenarnya dari pelaku ancaman tersebut adalah entitas pemerintah.
![Head of public Affair and Government Relations Kaspersky Asia Pasifik dan Timur Tengah, Genie Gan saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (25/10/2022). [Suara.com/Dythia Novianty]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/25/97423-head-of-public-affair-and-government-relations-kaspersky-asia-pasifik-dan-timur-tengah-genie-gan.jpg)
Namun, karena Otoritas Sertifikasi merupakan mata rantai yang lebih lemah dalam rantai pasokan ini, para pelaku memutuskan memanfaatkan kepercayaan antara pemerintah dan Otoritas Sertifikasi.
"Untuk mencegah hal ini, para pemain pertahanan harus beroperasi atas dasar bahwa sistem mereka telah disusupi dan mencari tanda-tanda serangan daripada berasumsi bahwa mereka dapat dicegah melalui penggunaan produk-produk tradisional," terangnya saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga: BSSN Susun 5 SOP Pengamanan Siber di KTT G20
Dalam skala lebih luas, Kaspersky telah mendeteksi sebanyak 22,886,032 ancaman siber yang berbeda di Internet pada komputer peserta Kaspersky Security Network (KSN) di Indonesia hanya di enam bulan
pertama tahun 2022.