Suara.com - Industri game di Indonesia perlahan mengalami peningkatan. Tak hanya gaming, namun juga Esports. Namun, industri game lokal masih memiliki beberapa tantangan besar.
Indonesia sendiri merupakan pangsa pasar game Asia yang memiliki pertumbuhan tercepat selain India dan Thailand. Basis pemain game di Indonesia tercatat lebih dari 52 juta pemain.
Namun menurut Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf RI, Indonesia memiliki tiga tantangan besar utama dalam mengembangkan industri game.
Tantangan tersebut mencakup sumber daya manusia, pembiayaan, dan pemasaran. Menurut Neil, Indonesia masih kekurangan talenta digital dan kreatif secara kuantitas dan kualitas, yang mencakup atlet Esports itu sendiri dan pengembang game.
Baca Juga: Tim Veteran M1, WORLD Dipermalukan TIM MDL di Penyisihan Piala Presiden Esports 2022
"Dari segi pembiayaan dan pemasaran pun masih sangat kekurangan. Namun, Esports saat ini sudah masuk ke dalam pembahasan sidang kabinet, sehingga Kemenparekraf diminta untuk membantu mengembangkan game digital lokal," ucap Neil dalam acara virtual Media Talk Piala Presiden Esports 2022 pada Selasa (25/10/2022).
Neil menambahkan bahwa pemasaran dan pendanaan merupakan tugas yang menantang karena mencakup cara meyakinkan investor tentang game lokal yang akan dipasarkan.
Meski begitu, Kemenparekraf telah bekerja sama dengan Kominfo dan Kemenpora dalam mendukung pengembangan game lokal agar dimainkan di ajang bergengsi seperti Piala Presiden Esports.
Game sendiri masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Neil menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan "budaya game" agar menghargai game-game buatan Indonesia.
Baca Juga: Ini 10 Tim yang Lolos ke Babak Kualifikasi Grup Mobile Legends Piala Presiden Esports 2022