Suara.com - Peneliti keamanan siber dari McAfee menemukan ada 16 aplikasi Android berisi malware.
Malware ini bikin ponsel jadi tambah boros, baik itu di baterai maupun paket data internet.
Melansir ZDnet, Minggu (23/10/2022), rangkaian aplikasi ini ditujukan sebagai alat utilitas seperti senter, pembaca kode QR, penambah kamera, konverter, task manager, dan lainnya.
Nyatanya, aplikasi itu berisi malware clicker yang diam-diam berjalan di latar belakang dan mengklik tautan iklan terlarang untuk meraih pendapatan.
Malware clicker memang tidak terlalu berbahaya untuk pengguna jika dibandingkan dengan malware yang mencuri password atau data keuangan.
Tetapi malware ini bisa menguras baterai ponsel ataupun diam-diam menghabiskan data seluler.
Hal itu bisa merugikan korban, terutama untuk mereka yang paket internetnya sudah habis dan mengambil biaya dari pulsa.
Agar tidak terdeteksi, malware awalnya menunda memulai aktivitas berbahaya setidaknya selama satu jam.
Setelah itu malware mendeteksi apakah pengguna aktif menggunakan perangkat mereka atau tidak, sehingga aktivitas berbahaya tidak terjadi saat perangkat sedang dilihat.
Baca Juga: Malware ATM dan Pos Pulih dari Covid-19, Jumlah Serangan Siber Terus Bertambah pada 2022
Sayangnya, beberapa aplikasi yang ditemukan justru banyak diunduh pengguna Android. Bahkan, aplikasi terbanyak diunduh mencapai angka lebih dari 10 juta.
Berikut daftar aplikasi berbahaya penguras baterai ponsel:
- High-Speed Camera
- Smart Task Manager
- Flashlight+
- K-Dictionary
- BusanBus
- Flashlight+
- Quick Note
- Currency Converter
- Joycode
- EzDica
- Instagram Profile Downloader
- Ez Notes
- Flashlight+
Untungnya 16 aplikasi itu sudah dihapus dari Google Play Store.
Tetapi pengguna yang sudah mengunduh aplikasinya disarankan untuk segera menghapus dari ponsel.
"Setelah anda menghapus ini dan aplikasi berbahaya lainnya, anda dapat merasakan baterai lebih awet dan akan melihat pengurangan penggunaan data seluler," kata SangRyol Ryu dari McAfee.