Suara.com - Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan bahwa pihaknya menjalin kerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk pengamanan bidang siber dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November di Bali.
"Bidang siber, kami bekerja sama dengan BSSN. BSSN, dalam hal ini yang menjadi leading sector," kata Andika dalam Konferensi Pers #G20Updates, dipantau dari kanal YouTube Kemkominfo TV, di Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Pihak TNI, dalam hal ini, menyediakan unsur-unsur TNI yang juga menggeluti bidang siber, seperti Satuan Siber Tentara Nasional Indonesia atau Satsiber TNI dan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
"Kami juga punya unsur-unsur yang menggeluti siber, seperti Satsiber TNI dan juga Bais TNI yang memiliki sedikit infrastruktur siber. Intinya, kami ikut apa yang diatur oleh BSSN," ujar Panglima TNI.
Baca Juga: Menuju KTT G20 Bali, Sederet Kendaraan Elektrifikasi Ini Hadir dengan Komitmen Energi Hijau
Dalam kesempatan tersebut, Andika juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah beberapa kali bertemu dengan pihak BSSN untuk membahas hal-hal terkait pengamanan siber pada KTT G20 nanti.
"Pada saat technical floor game 30 September kemarin pun, Kepala BSSN dengan timnya juga hadir untuk membicarakan beberapa simulasi," ucap Andika.
KTT G20 akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022. Indonesia mengemban kepercayaan Keketuaan G20 pada 2022, dan mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger".
Melalui tema tersebut, Pemerintah ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Adapun tiga isu prioritas utama yang diangkat dalam pertemuan tersebut, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi.
Baca Juga: Teknologi Metaverse Akan Dipamerkan di KTT G20
G20 merupakan forum global yang beranggotakan 19 negara dan satu kawasan dengan kontribusi 80 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia. [Antara]