Meta Indonesia: Headset VR untuk Metaverse Bakal Lebih Murah

Kamis, 20 Oktober 2022 | 07:30 WIB
Meta Indonesia: Headset VR untuk Metaverse Bakal Lebih Murah
Ilustrasi Metaverse. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teknologi dunia virtual metaverse dianggap masih eksklusif. Pasalnya, pengalaman digital itu hanya bisa diperoleh dari perangkat yang mahal seperti headset virtual reality (VR) macam Meta Quest Pro.

Kendati demikian Country Director Meta untuk Indonesia, Pieter Lydian mengaku optimis kalau harga headset VR bakal turun di masa depan. Hal ini seiringan dengan metaverse yang diprediksi makin banyak diterapkan.

Dia mengaku kalau saat ini teknologi metaverse masih dalam siklus pertama, yang mana itu masih terbentuk dalam konsep inovasi.

"Saat ini metaverse masih di dalam proses inovasi dan sedang bergulir. Di sini device dan semua (pendukungnya) mahal," tutur dia, dalam konferensi pers di Kantor Meta yang berlokasi di Capital Place, Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga: Kominfo Ungkap Tantangan Penerapan Metaverse di Indonesia

Ditambahkan dia, teknologi metaverse bakal masuk ke inovasi yang menjadi siklus kedua. Selanjutnya, metaverse akan beralih ke tahap ketiga yang berarti penerapan massal.

"Kemudian terjadi level adopsi, di sini teknologi mulai mature, di mana pabrik akan masuk. Lalu proses ketiga terjadilah mass market sehingga harga akan turun dan affordability terjadi," papar Pieter.

Disimpulkan dia, perangkat pendukung metaverse bakal bersifat inklusif, yang berarti semua masyarakat Indonesia bisa memiliki dan merasakan teknologi tersebut.

Adapun tantangan kedua soal metaverse di Indonesia adalah infrastruktur dan sumber daya manusia. Menurut dia, masyarakat perlu diberikan literasi digital.

"Kalau punya teknologi tapi enggak bisa menggunakannya, percuma," tukas dia.

Baca Juga: Metaverse Mulai Ditinggalkan, Meta Indonesia: Tunggu 5- 10 Tahun Lagi

Terakhir dari segi infrastruktur, Pieter mengaku kalau saat ini Meta Indonesia sudah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun dua kabel bawah laut.

Dua kabel bawah laut yang dimaksud Pieter adalah Echo dan Bitfrost. Kabel ini melewati Selat Luzon dan menjadi kabel pertama yang menghubungkan Jakarta, Indonesia secara langsung dengan Amerika Serikat.

"Kalau itu terjadi, 70 persen kapasitas internet Indonesia akan naik. Kami punya 5-10 tahun untuk hal tersebut, jadi kami bangun bersama-sama," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI