Suara.com - Meta Quest Pro baru saja diluncurkan ke publik beberapa hari lalu.
Kehadiran headset VR/AR ini melatarbelakangi Meta untuk membuat kebijakan privasi baru yang berkaitan dengan iklan.
Dalam kebijakan privasi yang disebut Eye Tracking Privacy Notice, opsi ini memungkinkan Meta untuk memanfaatkan sensor mata dan titik data lainnya dari headset Quest Pro.
"Ini untuk membantu Meta mempersonalisasi pengalaman anda dan meningkatkan Meta Quest," tulis Meta dalam kebijakan barunya, dilansir dari Times of India, Senin (17/10/2022).
Baca Juga: Meta Masuk Daftar Teroris dan Ekstremis?
Memang tidak disebutkan secara eksplisit, Meta akan memakai data dari sensor tersebut untuk menyajikan iklan ke pengguna.
Tetapi kalimat 'mempersonalisasi pengalaman anda' mengindikasikan kalau itu merujuk pada iklan bertarget.
Peneliti privasi dari ProPrivacy, Ray Walsh menjelaskan cara kerja sensor tersebut untuk menyajikan iklan bertarget.
Ia mencontohkan, apabila pengguna menonton iklan selama beberapa detik dan memberikan reaksi raut muka positif, maka teknologi pelacak di Meta Quest Pro bisa mengumpulkan data tersebut dan menyajikan lebih banyak iklan serupa.
Misalnya ada iklan sepatu, pengguna kemudian memperhatikannya dan memberikan reaksi positif seperti tersenyum atau tertarik.
Baca Juga: Qualcomm Resmi Meluncurkan Chipset Snapdragon XR2+ Gen 1, Mendukung Meta Quest Pro
Kemudian, headset Meta bisa menampilkan lebih banyak iklan serupa dalam beberapa menit.
Lebih lanjut, Meta kini juga sedang mengembangkan sensor pelacakan di seluruh tubuh yang memungkinkan avatar dapat meniru gerakan pengguna di dunia nyata.
Hal ini memungkinkan Meta mendapatkan lebih banyak data untuk menayangkan iklan bertarget ke penggunanya.