Suara.com - CEO Romeo Strategic Consulting Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan bahwa satuan kavaleri, termasuk yang menggunakan tank, akan selalu relevan dan kehadiran drone tidak serta-merta meniadakan satuan kavaleri.
"Meskipun drone di Ukraina sukses menghajar lebih dari 2.435 tank Rusia, tetapi kehadiran drone tidak serta-merta meniadakan satuan kavaleri," kata Iftitah ketika menyampaikan paparan dalam webinar bertajuk "Tantangan Kavaleri dalam Perang Modern", yang disiarkan di kanal YouTube ISDS Indonesia, dipantau dari Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Iftitah menjelaskan bahwa pasukan kavaleri adalah manuver pasukan darat, sementara drone adalah komponen pertempuran udara. Untuk menduduki dan menguasai suatu wilayah daratan, tutur Iftitah, tentu yang dibutuhkan adalah pasukan darat.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak semua negara memiliki kecanggihan drone. Baik senjata drone maupun antidrone masih termasuk sebagai barang yang mahal. Terlebih, guna mengendalikan drone, dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni.
"Tantangannya tidak mudah," ucap Iftitah seperti dilansir dari Antara.
Baca Juga: Joe Biden Sebut Presiden Rusia Salah Perhitungan dalam Perang Ukraina
Iftitah juga mengacu kepada pengalaman masa lalu dengan membandingkan tank dan pasukan berkuda. Untuk jalan-jalan sempit dan tertutup, kehadiran pasukan berkuda tetap dibutuhkan meskipun sudah terdapat tank.
"Jadi, kehadiran teknologi sifatnya saling melengkapi, bukan saling meniadakan," ujar Iftitah.
Adapun yang menjadi tantangan bagi satuan kavaleri untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman adalah bagaimana kavaleri dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
"Disesuaikan dengan misi dan kondisi medan yang dihadapi, diimbangi oleh peningkatan kapasitas SDM para prajurit nya. Selama satuan kavaleri bisa menjawab tantangan itu, maka kita tidak perlu khawatir soal relevansinya. Satuan kavaleri akan selalu relevan dengan perkembangan zaman," tutur Iftitah.
Dalam perang Rusia - Ukraina yang masih berlangsung saat ini, peran drone sangat krusial. Termasuk di antaranya drone-drone komersial yang dimodifikasi sehingga bisa menjadi pengintai di wilayah musuh, hingga dimodifikasi menjadi pembawa bom.
Baca Juga: Indonesia Akan Beli Drone Tempur Turki yang Bikin Rusia Babak Belur di Ukraina
Militer Ukraina, yang kalah persenjataan dibanding raksasa Rusia, menggunakan drone-drone komersial ini untuk mengebom kendaraan lapis baja dan tank Rusia.