Suara.com - Executive Vice President International Business Ensign Infosecurity, Charles Ng, mengungkap kalau satu kali serangan siber bisa merugikan perusahaan 3 juga dolar AS sampai 8 juta dolar AS atau sekitar Rp 46 miliar hingga Rp 122 miliar.
"Kerugian ini berlaku secara global. Jadi setiap perusahaan diperkirakan rugi seharga itu ketika ada potensi ancaman cyber security," kata Charles dalam konferensi pers di kantor Ensign, Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2022).
Charles juga mengungkapkan saat ini pola serangan siber pun mulai berubah. Jika awalnya mengancam sektor bank dan finansial, kini hacker turut menyerang sektor maritim dan aviasi.
"Serangan siber itu juga macam-macam. Ada yang skala nasional, menargetkan individu, atau memang sekadar iseng itu hacker," tuturnya.
Baca Juga: Perusahaan Keamanan Siber Ensign Infosecurity Buka Kantor di Indonesia
Sementara itu Director of Revenue and Business Growth Ensign Infosecurity, Audy Antow menyatakan Ensign memiliki strategi untuk mengatasi setiap modus serangan hacker.
Adapun layanan yang ditawarkan Ensign ke kliennya terbagi dalam empat tahap. Pertama, Ensign akan memberikan konsultasi seperti mengetahui cyber posture, strategy, hingga manajemen risiko.
Kedua, Ensign akan mendesain dan build sistem keamanan untuk perusahaan. Ketiga operasi, yang mana Ensign memiliki manajemen keamanan siber end-to-end.
"Nah end-to-end ini enggak cuma protect, tapi juga kontrol. Jadi ketika ada penetrasi, kami bisa deteksi," ungkapnya.
Lebih lanjut Ensign juga bakal berkontribusi terhadap pengembangan talenta digital di Indonesia. Hal ini mereka lakukan lewat kerja sama dengan universitas.
Baca Juga: Baru Enam Bulan, Serangan Phising di Asia Tenggara Capai 12 Juta Tautan
"Soal talent, kami sudah berbicara ke universitas, dan ke depannya kami akan bekerja sama dengan universitas," jelas dia.