Biaya Produksi iPhone 14 20 Persen Lebih Mahal dari iPhone 13

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 09 Oktober 2022 | 07:44 WIB
Biaya Produksi iPhone 14 20 Persen Lebih Mahal dari iPhone 13
iPhone 14 Pro Max. [Brittany Hosea-Small/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nikkei Asia mengungkapkan harga komponen untuk iPhone terbaru melonjak 20 persen, mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Produksi iPhone 14 Pro Max berharga 501 Dolar AS (Rp 7,63 juta), jumlah ini terjadi peningkatan besar pendahulunya yang sebelumnya 461 Dolar AS (Rp 7,02 juta).

Dilansir laman GSM Arena, Minggu (9/10/2022), alasan utamanya adalah produksi chip A16 Bionic, seharga 110 Dolar AS (Rp 1,68 juta) saja.

Biaya produksi iPhone. [Nikkei Asia]
Biaya produksi iPhone. [Nikkei Asia]

Harga untuk model Pro Max bervariasi antara 400 Dolar AS (Rp 6,09 juta) dan 450 Dolar AS (Rp 6,86 juta) sejak model diperkenalkan pada 2018, tulis Nikkei.

Baca Juga: Apple Ungkap Asal Usul Fitur Dynamic Island: Perubahan Terbesar dalam 5 Tahun

Situs web berita membuat asumsi logis bahwa jika Apple terpukul dalam biaya produksi, sementara tidak menyentuh harga AS, perusahaan kemungkinan akan mendapat untung.

Chip A16 Bionic harganya 2,4 kali lebih mahal dari pendahulunya A15, yang juga tersedia dalam dua model non-Pro, yakni iPhone 14 dan iPhone 14 Plus.

Biaya produksi iPhone. [Nikkei Asia]
Biaya produksi iPhone. [Nikkei Asia]

Alasan lain untuk kenaikan harga adalah sensor CMOS baru Sony yang ukurannya 30 persen lebih besar tetapi 50 persen lebih mahal, mencapai biaya mentah 15 Dolar AS (Rp 228.504).

Apple juga membeli layarnya dari Samsung Display, kesepakatan yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Komponen untuk perangkat iPhone 14 dari perusahaan yang berbasis di AS, menghabiskan hampir sepertiga dari total biaya dan naik 10 persen, dibandingkan dengan 2021.

Baca Juga: Fitur Baru iPhone 14 Bantu Polisi Deteksi Kecelakaan Maut

Korea Selatan adalah penyedia komponen ponsel terbesar kedua dan peralihan ini terutama disebabkan oleh Apple mengembangkan produknya sendiri, seperti chipset.

Pangsa China menyusut lebih jauh, karena Cupertino mencoba membatasi ketergantungan pada pasar Asia.

Laporan sebelumnya mengungkapkan tidak hanya suku cadang, tetapi proses perakitan juga bergerak ke luar negeri.

Chip A16 Bionic. [Apple]
Chip A16 Bionic. [Apple]

Teardown mengungkapkan tidak ada komponen perangkat keras tambahan untuk fungsi SOS darurat, karena berbasis perangkat lunak, yang berarti mungkin menjangkau lebih banyak pasar dalam waktu dekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI