Suara.com - Pendiri Telegram Pavel Durov menuding WhatsApp sebagai alat mata-mata. Ia juga mendesak pengguna untuk menjauh dari aplikasi tersebut.
Hal ini diungkap Durov setelah menyorot masalah keamanan WhatsApp bulan lalu. Ia bahkan mengajak pengguna untuk pindah ke aplikasi perpesanan lain.
"Hacker dapat memiliki akses penuh ke semua yang ada di ponsel pengguna WhatsApp," kata Durov melalui kanal Telegram, dikutip dari India Today, Jumat (7/10/2022).
Ia mengklaim kalau WhatsApp telah mengawasi data pengguna selama 13 tahun terakhir. Menurutnya, ada kerentanan keamanan yang sebenarnya sengaja dibiarkan WhatsApp.
Baca Juga: Fitur Terbaru TikTok. "Mode Foto" Sama dengan Fitur Instagram?
"Backdoor yang ditanam memungkinkan pemerintah, penegak hukum, dan peretas untuk menghindari enkripsi dan langkah-langkah keamanan lainnya," tuduh Durov.
Lebih lanjut dia mengaku kalau setiap tahun pihaknya telah mempelajari beberapa masalah di WhatsApp yang membahayakan semua perangkat pengguna.
"Tidak masalah jika anda adalah orang terkaya di Bumi. Jika anda memasang WhatsApp di ponsel, semua data anda dari setiap aplikasi di perangkat dapat diakses," paparnya.
Lebih lanjut Durov mengaku kalau peringatannya ini bukan berarti memaksa pengguna untuk beralih ke Telegram.
"Saya tidak mendorong orang untuk beralih ke Telegram. Telegram tidak membutuhkan promosi tambahan," tegasnya.
Baca Juga: Pelecehan Seksual di Trans Banyumas Terekam CCTV, Sopir Gercep Turunkan Pelaku
Ini bukan pertama kalinya Durov menuduh WhatsApp karena rentan soal keamanan data. Sebelumnya dia mengungkap kalau WhatsApp tidak akan pernah aman, kecuali jika perusahaan membuat beberapa perubahan mendasar di sana.
Terkait keamanan dan privasi WhatsApp, perusahaan mengklaim kalau aplikasinya menyediakan enkripsi end-to-end untuk percakapan ataupun panggilan audio dan video. Namun WhatsApp kerap kali mengalami bug dan masalah keamanan yang pada akhirnya privasinya diragukan.