"Menlo Security senang dipercaya oleh perusahaan di industri bank, telekomunikasi, dan juga pemerintah dalam memberikan layanan tersebut," ungkapnya.
Dia mengaku, serangan dan ancaman siber bakal terus meningkat. Contohnya, Menlo Security menemukan terjadinya peningkatan serangan siber dari Rusia ke bank-bank di Asia tidak lama setelah konflik geopolitik terjadi.
"Hal itu semakin meningkatkan urgensi keamanan siber, terlebih aktivitas perusahaan banyak terjadi di cloud," ujarnya lagi.
Meningkatkan kemampuan keamanan siber harus menjadi prioritas utama untuk pemerintah dan juga perusahaan di segala industri.
Urgensi ini juga ditunjukkan dalam laporan dari INTERPOL pada 2021 yang menyatakan bahwa 60 persen malware finansial seluler meningkat di Indonesia.
![Ilustrasi Malware. [Damien Meyer/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/20/89578-malware.jpg)
Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki jumlah kasus ransomware tertinggi dengan 1,3 juta kasus.
Ini jelas merupakan sesuatu yang harus ditingkatkan, terutama dengan penetrasi internet negara yang mencapai 64 persen tahun lalu.
Beberapa tahun yang akan mendatang, lanskap keamanan siber akan terus menjadi lebih menantang karena kecanggihan, kemajuan teknologi dan kecakapan pelaku serangan siber.
Misalnya, penipuan dan penyusupan tetap menjadi ancaman yang berkembang di Indonesia, meskipun ada sedikit penurunan dalam indeks kejahatan siber antara 2021 dan 2022 yang dinyatakan oleh Indeks Keamanan Siber Nasional.
Baca Juga: Seberapa Berisiko Mantan Karyawan terhadap Kebocoran Data Perusahaan?
"Dengan demikian, kesadaran keamanan siber di Indonesia juga telah menunjukkan peningkatan dengan bisnis di pasar mengambil lebih banyak tindakan pencegahan terhadap phishing, ransomware, dan malware," jelas dia.