Suara.com - Para astronom yang menggunakan Teleskop Penelitian Astrofisika Selatan (SOAR) di Chili, telah menangkap gambar yang mengungkapkan bahwa tabrakan DART dengan Dimorphos meninggalkan jejak debu dan puing-puing lainnya berukuran lebih dari 6.000 mil.
Jejak ini bukan disebabkan DART NASA, sebaliknya, tekanan radiasi Matahari mendorong material menjauh seperti halnya dengan ekor komet.
Menurut para peneliti, jejak itu hanya akan bertambah besar. Ini pada akhirnya harus meregang ke titik di mana aliran debu, hampir tidak dapat dikenali dari partikel biasa yang mengambang di Tata Surya.
NASA memilih Dimorphos (bulan dari asteroid Didymos) karena tabrakan yang disengaja ini tidak akan menimbulkan ancaman bagi Bumi.
Baca Juga: Teleskop Hubble NASA Melihat 'Perisai Pelindung' di Sekitar Galaksi
Dilansir laman Engadget mengutip Associated Press, Kamis (6/10/2022), penangkapan gambar itu lebih dari sekadar mendapatkan potret dramatis.
Para ilmuwan akan menggunakan data yang dikumpulkan menggunakan SOAR, Astronomical Event Observatory Network dan pengamat lain, untuk memahami lebih banyak tentang tabrakan dan Dimorphos itu sendiri.
Mereka akan menentukan jumlah dan kecepatan material yang dikeluarkan dari asteroid, dan apakah DART menghasilkan bongkahan puing besar atau 'hanya' debu halus.
Itu akan membantu memahami bagaimana pesawat ruang angkasa dapat mengubah orbit asteroid, dan berpotensi meningkatkan pertahanan Bumi terhadap batu kosmik yang bandel.
Baca Juga: NASA Sukses Selamatkan Bumi, Tabrakkan Pesawat Luar Angkasa ke Asteroid