Suara.com - Warganet Indonesia ramai-ramai menyerbu akun Instagram PSSI dan Polres Malang, akibat terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pasca-pertandingan Arema Malang vs Persebaya Surabaya.
Di akun Instagram Polres Malang, banyak warganet meminta pertanggungjawaban polisi karena menembakkan gas air mata dalam stadion.
Warganet juga menggaungkan agar kepolisian mengusut tuntas tragedi tersebut.
Dari pantauan Suara.com per Minggu (2/10/2022) siang, unggahan terakhir Polres Malang telah dibanjiri 3.555 komentar warganet.
Baca Juga: Pimpinan DPR: Aneh Kalau Polisi Nggak Paham Aturan FIFA Soal Larangan Gas Air Mata Di Stadion
"Polres malang harus tanggung jawab," kata akun azisbjry.
"Akeh balita lansia dadi korban!!! (Banyak balita dan lansia jadi korban)" kata akun x666will.
"sop (Standard Operating Procedure)-mu yo opo pak??? nembak gas air mata nang tribun," kata ayasdwiky.
"Salah sasaran pak Silup iso isomee ditembak gas air mata nde tribun seng sek Full," kata akun danaprasanta.
Tak hanya akun IG Polres Malang, warganet juga menyerbu akun Instagram Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Baca Juga: Kondisi Stadion Kanjuruhan Pasca Tragedi yang Tewaskan 127 Orang
Terpantau sudah ada lebih dari 28.000 komentar di unggahan terakhir PSSI.
Adapun ucapan di akun Instagram PSSI mencakup ucapan duka kepada korban, desakan evaluasi, hingga kekhawatiran warganet soal sanksi FIFA.
"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya semoga ini bisa menjadi pembelajaran untuk sepakbola Indonesia untuk lebih baik lagi. Ingat! Tidak ada satu pertandingan pun yang sebanding dengan nyawa manusia," kata akun timnasu19.ina.
"DISAAT TIMNAS SEDANG NAIK, JELANG PIALA ASIA, TUAN RUMAH PIALA DUNIA U-20. SANKSI FIFA MENANTI," ucap mhmad.aldi.
"Duka itu akan hilang, namanya akan terlupakan. Pertandingan kembali ramai, suporter pun ikut bersorak. Tetapi bapaknya/ ibunya/ keluarganya seumur hidup akan membenci sepakbola. "TIDAK ADA SEPAKBOLA SEHARGA NYAWA MANUSIA" Rest In Peace," kata hrruprdnaaa.
Sekadar informasi, kericuhan Stadiun Kanjuruhan pada Sabtu malam terjadi usai tuan rumah Arema FC menjamu tamunya, Persebaya.
Sebagian dari massa suporter, yang berjuluk Aremania, merangsek masuk ke area lapangan setelah tim pujaannya kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Para pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan dengan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.
Kerusuhan tersebut makin parah, sejumlah flare (suar) serta berbagai benda lainnya dilemparkan oleh para oknum suporter ke arah lapangan.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau massa tersebut.
Per siang ini, jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 130 orang.