Ekspansi manufaktur baru-baru ini didasarkan pada beberapa inisiatif Apple di negara tersebut, termasuk App Design and Development Accelerator di Bengaluru dan program dengan organisasi lokal untuk mendukung pelatihan dan pengembangan energi terbarukan bagi masyarakat.
Pasar India yang dinamis berubah menjadi sweetspot bagi raksasa teknologi AS, karena perusahaan melaporkan pendapatan "hampir dua kali lipat" di negara itu pada kuartal yang berakhir Juni 2022.
CEO Apple Tim Cook, selama panggilan pendapatan pada bulan Juli mengatakan pihaknya membuat rekor kuartal Juni di Amerika, di Eropa dan seluruh wilayah Asia Pasifik.
"Kami juga melihat rekor pendapatan kuartal Juni di pasar maju dan berkembang, dengan pertumbuhan dua digit yang sangat kuat di Brasil, Indonesia, dan Vietnam, dan pendapatan hampir dua kali lipat di India," ucap Cook
Sebuah laporan baru-baru ini oleh JP Morgan tentang 'Relokasi Rantai Pasokan Apple' memperkirakan bahwa Apple kemungkinan akan memindahkan sekitar 5 persen dari produksi iPhone 14 ke India mulai akhir 2022 dan mencapai 25 persen pada 2025.
Diperkirakan juga bahwa hampir 25 persen dari semua produk Apple, akan diproduksi di luar China pada tahun 2025 dibandingkan dengan lima persen saat ini.
"Ketegangan perdagangan AS-China memulai siklus relokasi produksi dan pencarian pendekatan manufaktur `China+1′ untuk rantai pasokan Apple mulai akhir 2018," kata laporan itu.
COVID-19 mengerem ini selama dua tahun terakhir, tetapi dengan meredanya kekhawatiran pandemi. "Kami telah melihat lebih banyak perusahaan di rantai pasokan Apple mempercepat upaya relokasi rantai pasokan," kata pialang dalam laporannya
"Risiko rantai pasokan (seperti penguncian terkait COVID-19 di Shanghai/Shenzhen) kemungkinan akan menjadi kekuatan pendorong utama untuk pergerakan ini dalam dua hingga tiga tahun ke depan," sambungnya.
Baca Juga: Biar Hemat Baterai, Cara Gunakan Mode Daya Rendah di Apple Watch
Negara-negara Asia Tenggara dan Selatan (seperti India, Vietnam, Thailand) telah menjadi lokasi yang lebih disukai untuk diversifikasi geopolitik dari China untuk vendor rantai makanan Apple, mengingat biaya tenaga kerja mereka yang lebih rendah, dukungan tenaga kerja terampil yang memadai, serta kebijakan dan dukungan pemerintah yang menarik, menurut JP Morgan analis.