Riset: Orang Indonesia Makin Tertarik Pakai Teknologi Metaverse

Kamis, 22 September 2022 | 11:32 WIB
Riset: Orang Indonesia Makin Tertarik Pakai Teknologi Metaverse
Ilustrasi Metaverse. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah riset dari Meta dan Bain & Company menemukan, orang Indonesia tertarik menggunakan teknologi terkait metaverse dalam setahun terakhir.

"Indonesia juga terdepan di kurva regional dalam hal adopsi teknologi baru. Meskipun masih dalam tahap awal, Metaverse adalah salah satu dari sejumlah teknologi masa depan yang mendapatkan pijakan di banyak belahan dunia, Indonesia di antaranya," kata Country Director Meta di Indonesia, Pieter Lydian dalam keterangannya, Kamis (22/9/2022).

Tercatat kalau teknologi terkait Metaverse mendapatkan daya tarik di mana sekitar 72 persen responden Indonesia telah menggunakan teknologi tersebut dalam satu tahun terakhir.

Variasi dalam jenis teknologi terkait Metaverse yang digunakan di Indonesia termasuk cryptocurrency (mata uang kripto) dengan persentase 46 persen, augmented reality (AR) 34 persen, dan dunia virtual 29 persen. Ini pun diikuti oleh non fungible token (NFT), dan virtual reality (VR).

Pieter menilai, seiring kemajuan teknologi, munculnya teknologi terkait metaverse akan membangun jembatan ke pengalaman yang imersif di masa depan. Metaverse akan membuka peluang baru bagi orang, komunitas, dan bisnis.

"Kami akan terus fokus pada kesiapan infrastruktur, membangun ekosistem untuk kreator, peningkatan keterampilan, dan peningkatan alat untuk mempersiapkan kami dan talenta-talenta Indonesia menghadapi masa depan, yang tidak terlalu jauh dari sekarang,” tambah Pieter.

Ilustrasi penggunaan Augmented Reality. [AR]
Ilustrasi penggunaan Augmented Reality. [AR]

Studi itu juga menemukan kalau Asia Tenggara melihat lebih banyak investasi asing langsung disalurkan ke wilayah ini.

Investasi asing langsung menyumbang proporsi yang lebih besar dari total investasi pada 2021, sebesar 17 persen berbanding dengan 15 persen di tahun 2015 dan hanya 9 persen di tahun 2009.

"Peningkatan investasi asing yang stabil ini merupakan bukti kepercayaan investor di Asia Tenggara dan mendorong pertumbuhan teknologi baru seperti fintech," sambung Pieter.

Baca Juga: LG Perkenalkan Mesin Cuci Andalkan Teknologi AI Terbaru

Studi turut menemukan bahwa Asia Tenggara menunjukkan penetrasi e-Wallet, mata uang kripto dan NFT yang lebih tinggi dibandingkan pasar lain seperti China, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI